Jaga Jarak
Anya mulai menarik garis. Tidak lagi membiarkan percakapan mereka menyentuh hal-hal pribadi. Jika Raka bertanya, ia menjawab singkat. Jika Raka mendekat, ia mencari alasan untuk pergi. Ia berharap, dengan menjaga jarak, semuanya akan kembali seperti semula---hanya rekan kerja, tidak lebih.
Tapi Raka tidak bodoh. Ia menyadari perubahan itu.
"Kenapa kamu berubah?" tanyanya suatu siang, ketika mereka kebetulan bertemu di pantry.
Anya tersenyum kecil, pura-pura tak mengerti. "Berubah gimana?"
"Kamu mulai menjauh. Kamu sengaja menghindar."
Anya menghela napas. "Kita cuma teman kerja, Rak. Aku nggak mau ada salah paham."
"Salah paham?" Raka mendekat selangkah. "Aku cuma peduli. Salah kalau aku peduli?"
Nada suaranya membuat Anya merinding. Ia melangkah mundur, mencoba tetap tenang.
"Bukan begitu... Aku cuma butuh ruang."
"Ruang?" Raka tertawa kecil, tapi tidak terdengar seperti lelucon. "Jadi sekarang aku ini gangguan buat kamu?"