Mohon tunggu...
Yovi Manova
Yovi Manova Mohon Tunggu... -

Pekerja di perusahaan sistem integrator telekomunikasi khususnya untuk operator minyak dan gas bumi

Selanjutnya

Tutup

Nature

T-Cash, e-wallet yang bikin nggak PD

16 Januari 2011   19:50 Diperbarui: 4 April 2017   18:11 6726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekitar 2 tahun lalu, saya mendapatkan sms di kartu GSM Halo saya, isinya adalah ajakan dari telkomsel untuk mendaftar pada program T-Cash. Dari beberapa informasi yang saya dapatkan di internet saya mendapatkan informasi bahwa program ini adalah program electronic-wallet yang memanfaatkan nomor GSM pribadi sebagai alat pembayaran yang sah. Waktu itu saya pikir tak ada salahnya saya mendaftar, toh tak ada pengenaan biaya untuk mendaftar lagi pula saya berpikir suatu saat saya mungkin bisa menggunakannya pada saat diperlukan.

Pada awalnya saya berpikir bahwa jika menggunakan T-Cash, maka tagihan pembelanjaan akan dikenakan pada tagihan bulanan rekening GSM saya. Setelah beberapa bulan terdaftar tapi tak menggunakannya karena tidak menemukan toko yang memberikan layanan pembayaran T-Cash, dalam satu acara yang diselenggarakan Telkomsel saya mendapatkan pengisian T-Cash gratis dengan nominal yang lumayan cukup besar. Pada saat itu saya baru mengerti bahwa T-Cash ternyata berupa debit yang nominalnya terpisah dari tagihan pulsa GSM. Dalam acara tersebut juga dijelaskan bahwa T-Cash dapat di gunakan di merchant-merchant tertentu dan seluruh jaringan Indomaret di Indonesia.

Sempat terpikir jika teknologi selular di Indonesia ternyata sudah semakin berkembang, dimana hanya dengan membawa telepon selular seseorang bisa berbelanja dimanapun. Namun sayang setelah bertransaksi pertama kali di booth telkomsel, selanjutnya selama beberapa bulan tak ada transaksi lain yang bisa saya lakukan selain pembelian pulsa untuk GSM anak dan istri saya, itupun ternyata biaya sms tetap dikenakan untuk transaksi tersebut. Ketika saya mencoba ke Indomaret di kota kelahiran saya, mereka selalu menjawab belum bisa, pun dengan toko yang sama di tempat tinggal saya kebanyakan menjawab belum bisa. Hanya ada satu dua toko yang sudah siap, itupun mereka selalu menjawab sedang offline. Dengan terpaksa beberapa belanjaan yang sudah saya ambil dibayar dengan kartu debit bank yang saya miliki.

Sebulan yang lalu, toko yang saya kunjungi memberitahukan bahwa layanan T-Cash sudah kembali normal dan saya pun segera membayar menggunakan T-Cash. Transaksi cukup mudah sebetulnya, cukup menyebutkan nomor GSM saya, beberapa saat kemudian terkirim sms untuk minta konfirmasi pembayaran. Dengan cara memanggil nomor tertentu diikuti oleh password, transaksi tersebut dapat di verifikasi.  Cara yang saya pikir cukup mudah dan menarik. Namun dua hari yang lalu ketika saya kembali ke toko yang sama (karena toko yang lain selalu menjawab tidak bisa untuk T-Cash), alangkah kecewanya saya ketika saat akan membayar petugas kasir memberitahukan bahwa jaringan T-Cash sedang mengalami gangguan, kembali dengan terpaksa kartu debit bank yang saya keluarkan menggantikannya.

Sejak itu saya berpikir alangkah tidak nyamannya menggunakan layanan tambahan selular ini, karena setiap saat kita harus menyiapkan sejumlah uang yang sama (baik cash atau debit) saat transaksi pembayaran. Karena sangat besar kemungkinannya ketika melakukan transaksi T-Cash, jaringan terganggu dan pelanggan harus menggunakan alat pembayaran lain.

Sangat disayangkan, teknologi yang seharusnya mempermudah pengguna justru membuat pengguna tidak PD alias percaya diri ketika menggunakannya. Saya pikir teknologi pada layanan T-Cash sudah benar, namun pada penerapannya yang justru belum benar.


Pertama, jika memang berupa e-wallet yang memanfaatkan nomor GSM sudah seharusnya berupa akun yang sama, alias bukan akun yang terpisah. Lalu apa bedanya dengan kartu debit atau kartu bayar yang banyak digunakan orang sekarang ini?

Kedua, jika memang benar layanan ini adalah layanan e-wallet dari operator GSM tersebut, mengapa tidak banyak toko yang bisa menerimanya? dengan catatan, toko yang di klaim dapat menerima transaksinya di seluruh Indonesia pun, ternyata  di kota-kota besar rata-rata belum bisa bertranskasi dengan layanan tcash ini. (Menjadi suatu pertanyaan juga, jangan-jangan ada pembayaran transaksi yang tidak lancar antara operator dengan toko-toko tersebut sehingga toko tersebut menolak menerima pembayaran dengan tcash).

Ketiga, sebagai operator terbesar dengan jaringan terluas sudah tak sepantasnya dari toko penyelenggara terucap bahwa terjadi gangguan jaringan. Yang pasti jika layanan telepon GSM tersebut masih bisa digunakan, satu kemungkinan yang terjadi adalah disisi server layanan T-Cash tersebut. Hanya jika memang server tersebut menyimpan uang pelanggan, tak juga pantas jika sering mengalami gangguan.

Pada dasarnya layanan e-wallet T-Cash ini sudahlah bagus secara ide, karena di yakini dapat mempermudah dan membantu pelanggan untuk menyatukan akun pembayaran/pembelian dalam satu nomor telepon selular. hanya dalam pelaksanaannya yang belum di maksimalkan. Beberapa ide sempat terpikir, yaitu :

Satu, membuat satu akun antara T-Cash dan rekening telepon. Misalnya untuk kartu prabayar maka sisa pulsa yang dimiliki pada nomor selular tersebut bisa digunakan untuk berbelanja, untuk kartu pasca bayar maka penagihan digabungkan pada tagihan rekening selualr bulanan. Setidaknya pengguna tidak harus mengisi ulang akun T-Cash-nya di merchan khusus dan sangat terbatas tempatnya. Lebih mudah bukan? hanya sayang saya tidak mengetahui dengan pasti apakah hal ini diperbolehkan dalam peraturan perbank-kan. Sudah seharusnya operator sendiri yang aktif memastikan hal ini.

Kedua, Jika cara diatas tak direstui peraturan perbank-kan maka operatorlah yang semestinya bekerja sama dengan bank-bank penyelanggara tabungan. Cara mudahnya adalah dengan mendaftarkan akun tabungan agar dapat dipakai pada nomor selular pelanggannya. Setidaknya selain tak perlu isi ulang,  telepon selular pun dapat digunakan sebagai pengganti kartu debit atau kartu ATM. Misalnya dengan pengembangan aplikasi pengambilan uang tabungan, dengan cara hanya memasukan nomor selular dan password, atau agar lebih aman memasukan sandi tertentu di ATM setelah diverifikasi pada jaringan selular nya. Tentunya untuk aplikasi ini, sisi keamanan harus ditekankan dan menjadi perhatian utama di pihak operator.

Ketiga, jika kedua cara diatas tidak dipilih operator, maka dengan sistim yang ada sudah sepantasnya akses ke jaringan semakin di tingkatkan kualitas dan cakupannya . Baik dengan memperluas jaringan, dengan cara menyiapkan dan memasang perangkat yang "online" terus di toko-toko yang memang sudah di janjikan, atau pun dengan cara mengembangkan jaringan pada pusat-pusat perbelanjaan yang memang banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Intinya, layanan T-Cash ini merupakan suatu terobosan yang cukup menarik pada layanan telepon selular. Selain membuat value lebih pada telepon selular, juga memberikan alternatif kemudahan pada pelanggannya. Hanya saja perlu keseriusan dari operator untuk penerapan dan pemanfaatannya, agar tak menjadi fitur teknologi yang justru dianggap mempersulit sehingga dilupakan pelanggannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun