Mohon tunggu...
Wahyudin  Atmaja
Wahyudin Atmaja Mohon Tunggu... Dosen Stikes Karsa Husada Garut

Saya adalah seorang dosen di STIKes Karsa Husada Garut yang tengah menapaki jenjang akhir studi S3 di bidang Ilmu Pendidikan. Riset saya saat ini berfokus pada Manajemen Pendidikan Karakter di lingkungan Boarding School, sebuah topik yang saya yakini penting untuk membentuk generasi yang unggul secara intelektual dan spiritual. Di kampus, saya mengampu mata kuliah yang menyentuh sisi terdalam kemanusiaan, seperti Keperawatan Jiwa, Psikososial dan Budaya Keperawatan, Keperawatan Komunitas, Psikologi, hingga Filsafat Ilmu. Bidang-bidang ini memberi saya ruang untuk menyelami kompleksitas manusia, serta menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas dalam pembelajaran. Di luar kelas, saya memiliki kegemaran memberikan motivasi kehidupan untuk individu, keluarga, maupun komunitas. Bagi saya, setiap jiwa memiliki potensi luar biasa yang dapat tumbuh melalui sentuhan inspirasi, pemahaman diri, dan kesadaran spiritual.

Selanjutnya

Tutup

Love

" Kembali ke Akar: Ketika Cinta Tanpa Syarat Menyembuhkan Jiwa Yang tersesat "

15 Oktober 2025   14:41 Diperbarui: 15 Oktober 2025   14:41 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Tanpa Syarat : https://www.google.com/search?q=Gambar+Cinta+Tanpa+Syarat&oq

Suatu hari, saya menemukan lowongan kerja yang lebih baik dan menawarkannya. Ia diterima. Di momen itu saya sampaikan dengan lembut, "Ini adalah pemberian Allah. Sebagai tanda syukurmu pada-Nya, ayo mulai mengaji lagi, dan perlahan lepaskan pergaulan yang dulu."

Penerimaan Tanpa Syarat (unconditional positive regard)

Dalam proses ini, saya mencoba menerapkan prinsip Carl Rogers tentang penerimaan tanpa syarat (unconditional positive regard). Saya tidak mengkritik perilakunya, tidak menghakimi pilihannya. Saya hanya berusaha menerima dirinya apa adanya, dengan keyakinan bahwa rasa aman dan kasih tanpa syarat adalah tanah subur bagi perubahan sejati.

Benar saja. Ketika ia merasa diterima, topengnya mulai runtuh. Ia berbicara jujur, terbuka, dan apa adanya. Ia tidak lagi perlu berpura-pura kuat. Ia menjadi pribadi yang genuin, sebagaimana disebut Rogers---manusia yang otentik, selaras antara perasaan dan tindakannya.

Memilih dan Memutuskan

Suatu hari, ia berkata lirih, "Saya ingin menyenangkan Ibu. Saya ingin berubah." Kalimat itu sederhana, tetapi bagi saya, itu tanda bahwa hatinya telah pulang.

Kini, ia kembali aktif di pengajian. Dalam perjalanan pulang, ia pernah berucap pelan, "Banyak orang sebenarnya ingin kembali ke akarnya, tapi mereka takut ditolak karena dosanya."

Saya tertegun. Betapa banyak jiwa yang ingin pulang, tapi merasa pintu rumah telah tertutup oleh penilaian dan amarah. Padahal, sebagaimana diajarkan oleh Maslow dan Rogers, penerimaan dan kasih adalah dasar dari pertumbuhan, dan rasa aman adalah jembatan untuk kembali kepada fitrah.

Makna Peristiwa

Kadang, jalan pulang tidak dimulai dari nasihat, tapi dari pelukan. Tidak dari kritik, tapi dari penerimaan. Karena di balik setiap jiwa yang tersesat, selalu ada cahaya kecil yang rindu menemukan rumahnya kembali.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun