Mohon tunggu...
Wahyudin  Atmaja
Wahyudin Atmaja Mohon Tunggu... Dosen Stikes Karsa Husada Garut

Saya adalah seorang dosen di STIKes Karsa Husada Garut yang tengah menapaki jenjang akhir studi S3 di bidang Ilmu Pendidikan. Riset saya saat ini berfokus pada Manajemen Pendidikan Karakter di lingkungan Boarding School, sebuah topik yang saya yakini penting untuk membentuk generasi yang unggul secara intelektual dan spiritual. Di kampus, saya mengampu mata kuliah yang menyentuh sisi terdalam kemanusiaan, seperti Keperawatan Jiwa, Psikososial dan Budaya Keperawatan, Keperawatan Komunitas, Psikologi, hingga Filsafat Ilmu. Bidang-bidang ini memberi saya ruang untuk menyelami kompleksitas manusia, serta menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas dalam pembelajaran. Di luar kelas, saya memiliki kegemaran memberikan motivasi kehidupan untuk individu, keluarga, maupun komunitas. Bagi saya, setiap jiwa memiliki potensi luar biasa yang dapat tumbuh melalui sentuhan inspirasi, pemahaman diri, dan kesadaran spiritual.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

" Prasangka Positif: Menemukan Nikmat di Balik Cobaan "

4 Oktober 2025   16:49 Diperbarui: 4 Oktober 2025   16:49 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Husnuzon https://www.google.com/search?sca_esv=:

Sebagaimana firman-Nya:

"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka..."
(QS. Ath-Thalaq: 2--3)

Husnuzhan hingga Akhir Hayat

Berprasangka baik kepada Allah bukan hanya saat keadaan senang. Justru nilainya tinggi ketika kenyataan tidak baik-baik saja. Itulah yang saya sebut sebagai prasangka proaktif: melatih hati untuk berkata "inilah yang terbaik dari Allah" di saat yang belum pasti, saat rencana belum jadi, bahkan saat hasil tak sesuai harapan.

Rasulullah bersabda:

"Janganlah salah seorang di antara kalian mati kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah."
(HR. Muslim, no. 2877)

Dengan prasangka proaktif, kita belajar menyalakan lilin di tengah gelap, bukan menambah gelap dengan keluh kesah. Kita belajar menaruh harapan pada Allah, bukan pada hitungan manusia. Dan kita yakin, setiap langkah, meski tampak berat, selalu berada dalam kendali-Nya.

Perspektif Psikologi Positif

Dalam psikologi positif, ada konsep resilience (daya lenting) dan optimism (pandangan positif terhadap masa depan). Kedua hal ini sejalan dengan ajaran Islam tentang husnuzhan billah. Orang yang berlatih melihat sisi baik dari setiap peristiwa akan lebih mampu bangkit dari kegagalan, lebih sehat secara emosional, dan lebih siap memanfaatkan peluang yang muncul.

Prasangka proaktif adalah bentuk nyata optimism with faith: optimisme yang ditopang keyakinan pada Allah. Dari sisi psikologi, sikap ini memperkuat ketahanan jiwa, melatih syukur, dan membuat seseorang melihat masalah bukan sebagai akhir, tetapi sebagai awal dari peluang baru.

Dengan demikian, husnuzhan tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga healing bagi jiwa---membuat hati tetap tenang, pikiran jernih, dan tubuh lebih sehat karena tidak dikuasai stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun