Mohon tunggu...
Musafri Yetti
Musafri Yetti Mohon Tunggu... -

SABS

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengupas Kisah Cinta Seorang Pianis dan Penari dalam "Sunshine Becomes You"

27 Februari 2018   22:06 Diperbarui: 28 Februari 2018   07:03 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya selama ini Mia Clark juga tidak pernah tinggal di apartemen Alex sampai malam. (halaman 126)

Mia merapatkan jaketnya dan menekan bel interkom gedung apartemen Alex. (halaman 130)

Berkaitan dengan penyakit Mia Clark, pasti tidak jauh dari latar tempat berupa rumah sakit.

Ia dan Ray sedang duduk di deretan bangku di koridor rumah sakit, menunggu Alex Hirano yang masih berada di ruang pemeriksaan dokter. (halaman 15)

Setelah membahas latar tempat dalam novel ini, selanjutnya mari kita membahas latar waktu di dalam novel ini. Seperti layaknya novel-novel lainnya pasti sudah dapat kita tebak bahwa pagi, siang, dan malam hari merupakan latar waktu novel ini. Kutipan di bawah ini akan membuktikan adanya latar waktu tersebut.

"Pagi, Dad," kata Mia sambil tersenyum lebar. "Tidurku nyenyak sekali." (halaman 50)

"Bagaimana kalau kalian mengobrol di ruang duduk saja sementara aku menyiapkan makan siang?" (halaman 67)

Paolo naik ke apartemen setelah Eleanor meneleponnya untuk mengatakan bahwa makan malam sudah siap. (halaman 101)

Selain terdapat latar tempat dan latar waktu, ada pula latar suasana yang melengkapi sebuah novel. Suasana di dalam novel dapat membuat pembacanya hanyut dalam bacaannya. Suasana di dalam novel mampu membuat pembacanya terkesan akan jalan ceritanya. Novel Sunshine Becomes You memiliki beberapa latar suasana yaitu mengharukan, bahagia, sedih dan tegang. Berikut merupakan gambaran suasana yang ada di dalam novel ini.

Latar suasana mengharukan seperti kutipan di bawah ini,

Beberapa detik kemudian, lagu yang selalu membuatnya teringat pada Mia Clark dan setengah jiwanya yang hilang pun mengalun lembut, mengisi seluruh sudut ruangan besar yang sunyi senyap itu dengan nada-nada indah yang pada akhirnya membuat para penonton mendesah dan memejamkan mata, membayangkan sinar matahari yang hangat, padang rumput yang hijau, dan langit biru tak berawan. (halaman 426)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun