Mohon tunggu...
Yessieka Gempita
Yessieka Gempita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi nonton film, makan, ngopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TPACK dalam Konseling

8 Desember 2022   19:38 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:47 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TPACK DALAM KONSELING

Oleh : Yessieka Widya Gempita

Pada awal tahun 2022 Indonesia dihadaprkan oleh adanya pandemic virus covid-19 yang membuat kita tidak dapat melakukan aktivitas diluar rumah dengan leluasa. Pemerintah membuat peraturan untuk kita terus stay in home, hal ini dilakukan guna mencegah penyebaran virus covid-19. Dimulai dari pandemic inilah segala sector terhambat terutama pada sector pendidikan. Banyak sekolah -- sekolah yang harus tutup gerbang. Guru mulai memutar otak untuk mencari jalan keluar bagaiana caranya agar peserta didik tetap bisa mendapatkan ilmu meskipun dengan keterbatasan ruang dan pertemuan ini.

Alhasil, guru -- guru menyampaikan cara atau metode untuk bisa menyampaikan metode pembelajaran secara daring, tentu ini menjadi hal baru yang di lakukan oleh sebagian guru tersebut. Metode pembelajaran daring menggunaka google Meet, Google Classroom, zoom meeting, dan whatsapp. Tetapi hal ini tidak berjal dengan mulus. Kondisi ini merupakan hal baru bagi guru dan juga siswa, sehingga banyak segali problematika ketika pembelajaran dilakukan. Tidak dipungkiri jika guru BK juga telah menerima banyak laporan ketidakaktivan siswa saat mengikuti pembelajaran jarak jauh. 

Dengan adanya permasalahan umum tersebut, maka guru pembimbing pun mulai memutar otak/mencari strategi untuk membantu siswa mengatasi permasalahannya. Mulai dari home visit, tentunya sesuai dengan praktik kesehatan yang ketat, hingga anjuran online.

Generasi Z menyukai kebebasan dalam belajar (self directed learning), suka mempelajari hal-hal baru yang praktis sehingga mudah beralih fokus belajarnya, mereka nyaman dengan lingkunngan yang terhubung dengan jaringan internet karena memenuhi hasrat berselancar, berkreasi, berkolaborasi, dan membantu berbagai informasi sebagai bentuk partisipasi, generasi Z lebih suka berkomunikasi dengan gambar images, ikon, dan symbol daripada teks (tidak suka dengan ceramah).

Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) atau dengan kata lain sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu lama (lebih suka terhubungan dengan smartphone karena lebih cepat), berinteraksi secara kompleks dengan smartphone, laptop, sedkop, dan ipod dan generasi Z ini lebih suka membangun eksistensinya di media social daripada di lingkungan nyata dan cenderung memilih menggunakan aplikasi seperi TikTok, Instagram, Twitter, Line, Telegram. Dapat dilihat bahwa generasi Z merupakan anak-anak yang memiliki tingkatak kemajuan sangat tinggi dalam mengikuti perkembangan dunia terutama dalam teknologi.

Teknologi itu sendiri tentunya memiliki dampak baik itu positif maupun negative bagi penggunanya salahsatu dampak positifnya yaitu meningkatkan mutu pembelajaran dan tidak dipungkiri juga dampak negatiifnya banyak peserta didik/siswa yang kecanduan dalam penggunaan smarphone seperti game. Disinilah peran penting seorang guru BK dalam membantu siswa menghadapi pembelajaran abad 21 baik pembangunan karakter individu dan juga berorientasi pada pengembangan keterampilan-keterampilan penting di abad 21 (menyaring dan menelaah informasi dengan baik, menggabungkan informasi secara kolaboratif, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah yang produktif.

Dalam hal ini tentunya terdapat perubahan dalam model pembelajaran, model pembelajaran abad 21 dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah seperti discover learning (belajar melalui penelusuran, penelirian, penemuan, dan pembuktian, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis maslaah dan penyelidikan (maslah dan solusi), self directed learning/SDL, pembelajaran kontektual, bermain peran dan simulasi, pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, dan diskusi kelompok kecil.

Hal- hal diatas tentunya sebagai seorang guru harus memiliki pengetahun dan penguassaan konten, aspek pedagogis dan penguasaan teknologi kita perlu tahu juga adanya teknologi dalam pembelajaran yang dikenal dengan TPACK. Konsep TPACK melibatkan 7 domain pengetahuan dikarenakan ada irisan atau sintesa baru, yaitu Pengetahuan materi (content knowledge/CK) yaitu penguasaan bidang studi atau materi pembelajaran.

Pengetahuan pedagogis (pedagogical knowledge/PK) yaitu pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran, pengetahuan teknologi (technological knowledge/TK) yaitu pengetahuan bagaiamana menggunakan teknologi digital, pengetahuan pedagogi dan materi (pedagogical content knowledge/PCK) yaitu gabungan pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran dengan proses dan strategi pembelajaran, pengetahuan teknologi dan materi (technological content knowledge/TCK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan bidang studi atau materi pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun