Mohon tunggu...
Yesi RahmaMustika
Yesi RahmaMustika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Menulis/Politik/Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu 2024: Gen Z sebagai Pemilih Mayoritas

20 Juni 2023   00:32 Diperbarui: 20 Juni 2023   15:42 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 mendatang akan menjadi salah satu momen krusial pesta demokrasi di Indonesia, terutama bagi generasi Z. Pemilihan tahun mendatang ini akan terasa berbeda karena Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Legislatif, dan Pemilihan Kepala Daerah akan dilakukan secara langsung dan serentak di tahun yang sama. 

Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan, para pihak penyelenggara dan pelaksana pemilu sudah menyetujui adanya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) sebagai landasan penyelenggaraan yang berisi Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2024. Salah satu diantara tahapan tersebut adalah tahap penyusunan daftar pemilih (Ramadhan, 2022). 

Data dari KPU menunjukkan terdapat sekitar 206 juta penduduk potensial sebagai pemilih pada pemilu 2024 mendatang (Republika). Data kependudukan per semester 1 tahun 2022 yang telah diverifikasi Kemendagri, penduduk yang termasuk ke dalam DP4 adalah WNI yang akan memenuhi syarat sebagai pemilih pada pemilu 2024 nanti (Kompas Nasional). Pada pemilu 2024 ini mayoritas didominasi oleh pemilih muda berusia sekitar 20-44 tahun, setara 110 juta orang atau sekitar 55% dari jumlah total pemilih (Republika). Jika diklasifikasikan lebih, yang dimaksud pemilih muda ini adalah mereka yang tergolong dalam Generasi Z dan Milenial (Tirto.id). 

Profil dan Karakteristik Gen Z

Dalam studi demografi terdapat satu metode yang berguna untuk memahami suatu perilaku kelompok manusia atau generasi tertentu. Setiap kelompok atau generasi mengalami siklus hidup yang sama dalam kurun waktu yang relatif sama pula. Namun, tidak dapat disangkal seiring perubahan oleh lingkungan sekitarnya juga secara signifikan akan memengaruhi pandangan dan preferensi berbeda. Hal inilah yang menjadi pembeda antar satu generasi dengan generasi sebelumnya (Kompas.id). 

Menurut sejumlah informasi sebelumnya, pada umumnya Gen Z adalah anak dari Gen Y atau Milenial. Gen Z adalah generasi yang lahir kisaran tahun 1995-2012. Mereka menjadi generasi pertama yang melek teknologi, karena mereka tumbuh dan berkembang beriringan dengan perkembangan teknologi digital atau IPTEK, sehingga tidak ada satu haripun terlewatkan oleh mereka untuk selalu memakai perangkat elektronik dan menghabiskan waktunya dengan teknologi. 

Sebagai generasi "digital native", Gen Z menjadi pengguna pertama dan utama dalam platform media sosial (Kompas.id). Studi dari McKinsey (2018) menunjukkan adanya perilaku yang menjadi karakteristik Gen Z dapat dikelompokkan menjadi empat jenis. Pertama, "the undefined ID", Gen Z mampu menerima perbedaan dengan menghargai ekspresi ataupun latar belakang individu atau kelompok tertentu. Hal ini bisa terjadi karena adanya persentase mobilitas masyarakat antar daerah yang semakin meningkat sehingga memungkinkan terjadinya perkawinan antar kelompok dengan latar belakang berbeda.

Kedua, sebagai "the communaholic", generasi yang inklusif yang memiliki ketertarikan tinggi untuk terlibat dalam komunitas yang memanfaatkan kecanggihan teknologi, disini mereka merasa sangat bangga dan senang karena merasa bisa memberikan manfaat dengan kemampuan yang dimiliki. Ketiga ada "the dialoguer", lebih mengutamakan komunikasi dalam penyelesaian masalah dan terbuka pada pemikiran tiap individu sehingga senang dan aktif berinteraksi dengan individu atau kelompok lain yang berbeda. Terakhir yang keempat, "the realistic", Gen Z memiliki sikap yang cenderung lebih realistis dan analitis ketika proses pengambilan keputusan.  

Menurut penelitian lain, Gen Z juga cenderung lebih pragmatis dengan mengutamakan aspek finansial, yang mana ketika mereka hendak mengambil keputusan untuk melakukan suatu hal atau tindakan, jika itu tidak bermanfaat dan memberikan upah balik finansial maka mereka akan menolaknya. Hal itu bisa terjadi memang disebabkan adanya persaingan global di segala bidang yang saat ini gencar semakin maju. Adanya kemajuan dan persaingan ketat ini juga yang menyebabkan Gen Z dituntut untuk bisa memiliki gaji atau pendapatan tinggi guna memenuhi kebutuhan hidup kesehariannya yang semakin meningkat. 

Singkatnya, dari berbagai karakteristik yang dimiliki Gen Z ini secara tidak langsung menunjukkan akibat bahwa mereka rentan terhadap psikologis atau kesehatan mentalnya, mereka cenderung mudah patah, stres, putus asa, dan menuntut semua hal yang serba instan, bahkan menjadikan mereka bersikap kurang peka terhadap lingkungan sekitar. Dalam konteks Pemilu 2024 mendatang, hal ini dapat menjadi perhatian utama dalam penyusunan pelaksanaan program.

Tingkat partisipasi politik Gen Z

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun