Mohon tunggu...
Yenny Bambang
Yenny Bambang Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan Ppat

Ibu Rumah Tangga, Notaris dan PPAT, Istri dan Ibu dari Tiga Anak, hobi Membaca dan Menulis. Menulis di Karyakarsa.com/@Yenny Bambang13, Novelis di Noveltoon.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Semangkuk Che Hun Tiau

30 November 2022   17:08 Diperbarui: 30 November 2022   17:14 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimana ya wajahnya pernah kulihat? Wajahnya familiar tetapi aku lupa. Baju kaos cowok tersebut sudah berlumuran tumpahan che hun tiau. "Maaf, saya tidak sengaja" dan  aku  menggelap baju kaos cowok itu dengan tissue yang kuambil dari meja dekat tempatku berdiri.

"Tidak usah kamu lap lagi, bajuku kotor karena kecerobohan kamu makanya jalan pakai mata, jangan pakai dengkul. " Ujar cowok tersebut. "Mimpi apa semalam sampai ketemu cewek ceroboh begini?" aku cuma bisa terpana di depan dan melihat cowok itu berlalu sambil menggerutu kesal. Rasa haus yang kurasakan hilang akibat kejadian tersebut, setelah membayar harga che hun tiau tersebut, kuputuskan pulang ke rumah saja karena hari semakin sore.

Besok paginya aku terbangun, jam weker di atas meja sudah menunjukkan jam enam pagi. Hari ini aku ada jadwal kuliah di jam tujuh pagi. Buru-buru aku melangkah ke kamar mandi untuk mandi, kemudian berganti pakaian. 

Setelah rapi bergegas aku turun ke bawah kebetulan kamarku ada di lantai dua. Sesampainya di lantai bawah, di ruang makan, papa, mama, dan adikku sedang sarapan. "Sarapan dulu, sebelum berangkat kuliah", ujar mama sambil menyodorkan segelas susu.  

Sambil meminum segelas susu, "Diah makan di kampus saja ma, pagi-pagi sudah ada jadwal kuliah mana dosennya tegas dan disiplin," jawabku. Sesampainya di kampus, sambil melangkah di koridor kampus, "Diah, buku novelnya sudah selesai kubaca. Ini kukembalikan." Ujar temanku Tias.  

Kuambil buku novel tersebut dan kumasukkan ke tas sambil berjalan masuk ke kelas. Tiba-tiba, brukk, aku menabrak seseorang yang ketika kulihat ya ampun ternyata cowok itu lagi, yang kutabrak ketika membawa semangkuk Che hun tiau. "Seperti biasa jalan memakai dengkul bukan mata," begitu perkataan cowok tersebut sambil masuk ke dalam kelas. 

Aku cuma bisa terpana, hatiku kesal. Dasar cowok judes, cowok yang mengesalkan. Pagi itu perkuliahan dimulai, dan jadwal mata kuliah hari ini adalah hukum waris perdata. Teori dipadukan dengan soal hukum waris perdata, suatu simulasi soal agar mahasiswa mampu memahami teori mata kuliah dan kemudian menerapkan teori tersebut ke dalam soal. 

Kalau tidak memahami teorinya dengan benar pasti akan salah dalam mengisi soal. Sungguh mata kuliah yang bagi mahasiswa jurusan Notariat harus mereka pahami supaya bisa mereka praktekkan dalam kehidupan nyata pada saat menghadapi klien saat sudah menjabat sebagai notaris. Sungguh tidak mudah untuk lulus dari mata kuliah ini. Pada saat ini, perkuliahan digabung dengan kelas B sehingga menjadi kelas gabungan.

"Untuk tugas mata kuliah ini, Saya akan membentuk kelompok yang beranggotakan tiga orang. Tugasnya mesti selesai dan dikumpulkan dalam waktu satu Minggu", ujar Pak Teguh, dosen mata kuliah hukum waris perdata. Kelompok dibentuk dan ditunjuk oleh Pak Teguh. "Diah, Tias, dan Bayu kelompok ketujuh," Ujar Pak Teguh, sambil melihat daftar absen . 

"Mana yang bernama Diah, Tias, dan Bayu?" Pak Teguh menanyakan. Begitu kulihat cowok yang mengangkat tangan tersebut, cowok yang kutabrak saat membawa semangkok Che hun tiau,  pantas saja wajahnya familiar, rupanya mahasiswa di kelas B, ternyata kami teman sekampus. Namanya Bayu. Aduh, kacau mengapa mesti satu kelompok dengan Bayu, kenapa tidak sekelompok dengan yang lain saja?

Sehabis hukum waris perdata selesai, kelas dibubarkan dan mahasiswa-mahasiswa pun keluar kelas. Aku berjalan dengan Tias, sahabatku di kampus. "Aku malas sekelompok dengan Bayu, Tias" ujarku. "Memangnya kenapa?" tanya Tias. Aku bertabrakan dengan Bayu sambil membawa semangkuk che hun tiau, Che hun tiaunya tumpah mengenai baju Bayu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun