Mohon tunggu...
Yeni Hevita Purwati
Yeni Hevita Purwati Mohon Tunggu... Penulis - Bismillah

If we can dream it, we can make it happen

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyesalan Itu Masih Ada

11 November 2020   21:08 Diperbarui: 11 November 2020   21:16 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Pada saat itu, aku masih berumur 14 tahun. Disaat itu juga aku harus berpisah dengan orang yang aku sayang. Ya, dia Ayahku. Dia yang selalu bersikap biasa saja saat merasa sakit dan prinsipnya yang teguh selalu berkata. "Selagi kita mampu jangan mengandalkan orang lain. Walau itu panas, atau hujan coba lakukan semampunya."

Saat itu aku baru saja pulang sekolah. Dirumah hanya ada Ibu dan Ayah. "Dek, kayanya ayah harus dibawa kerumah sakit." Jelas ibu. "Loh emangnya ada apa bu?" Tanyaku. "Kayanya koresterolnya kambuh lagi. Liat kakinya makin bengkak kan!" Jawab ibuku. Jujur satu sisi aku takut terjadi sesuatu dengan Ayah. Tapi, disisi lain aku juga bingung mau bawa ke RS mana uang aja pas pasan untuk kebutuhan sehari hari.

Setelah kejadian itu aku merasa tidak tega melihat Ayah menahan rasa sakit yang dia rasakan selama ini. Sekitar jam 5 sore, semua sodara dari ayah datang kerumah untuk membawa Ayah ke RS terdekat. Ya, beberapa hari dari kejadian itu aku memutuskan untuk bicara dengan sodara tentang keadaan Ayah pada saat itu. Awalnya Ayahku menolak untuk dibawa kerumah sakit. Tapi, setelah dibujuk akhirnya Ayahku dibawa ke RS.

Sudah satu minggu lebih Ayahku dirawat dirumah sakit. Dan hasilnya tidak ada perubahan sama sekali. Yang aku takutkan dsri dulu pun terjadi. Ayahku harus dioperasi karena, meurut dokter penyakit itu sudah tidak bisa disembuhkan lagi dengan obat dan satu satunya cara hanya operasi dengan berbagai konsekuensi sesudahnya. Semua keluarga terdiam bagaikan tersambar petir di siang bolong mendengar hal tersebut kami pun pasrah dengan apa yang akan terjadi setelahnya.

Alhamdulillah, 5 hari sudah berlalu semenjak hari di operasi keadaan Ayah ku semakin membaik. Dan pada tanggal 26 april 2017 ini seperti biasa aku sekolah. Tapi, banyak sekali kejadian yang aku alami mulai dari buku tugas yang tertinggal, terjatuh ditangga sekolah, dan sakit kepala sebelah. Perasaan saat itu ingin sekali pulang kerumah entah ada apa di rumah yang pasti saat itu aku ingin pulang.

"Maaf ka ini kelasnya teh nisa?" Tanya adik tersebut. "Ohh iya betul. Nis dipanggil nih!" Panggil temanku. "Oh iya sebentar." Aku keluar dengan perasaan tidak enak. "Iya ada apa ya?" Tanya ku pada anak tersebut. "Maaf teh sebelumnya. Teteh dipanggil Pak Tedi diruang guru" jawab anak tersebut. "Oh iya siap terimakasih ya." Akhirnya aku pergi keruang guru. Saat berjalan menuju kantor, aku merasa bingung dengan keadaan sekarang. Tapi, disisi lain aku juga penasaran ada apa sebenarnya.

Sesampainya dikantor aku langsung di panggil oleh Pak Tedi. "Anisa ya?" Tanya pak Tedi padaku. "Iya Pak ada apa ya?" Jawabku. "Ikut Bapak sebentar ya." Akhirnya aku mengikuti kenama Pak Tedi pergi. Sampai di suatu ruangan, aku terkejut saat ada kakak ku di ruangan tersebut. "Kita pulang ya Nis." Kata ka inda. "Kenapa? Ini kan masih jam sekolah." Tanya ku keheranan. "Yang sabar ya sayang kamu harus kuat. Ayah udh agak ada Nis." Satu hal yang aku rasakan saat itu hanya tidak percaya. Kata itu yang merubah status hidupku detik itu dan kata itu juga yang sampai sekarang masih teringat.

Sampai di rumah banyak orang yang merangkul memberikan semangat. Tiba saatnya aku masuk ke dalam dan disana banyak sekali orang termasuk ada ibu dan kakak ku. Keadaan ku saat itu hanya bisa diam tidak berbuat apa apa. Hanya kata Ayah dan kenapa? yang selalu aku ucapkan saat itu. Penyesalan dan rasa sakit atas kehilangan seseorang yang aku sayang masih aku rasakan saat ini dan sejak saat itu hingga sekarang aku selalu berharap bisa mengulangwaktu yang dulu terbuang sia sia begitu saja dengan ayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun