Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menikmati Meti di Landainya Pantai Ohoider, Kepulauan Kei

14 Oktober 2019   09:00 Diperbarui: 20 Oktober 2019   17:27 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompak menari| Dokumentasi Yayat

Bupati Kepulauan Kei, Bapak Muhammad Thaher Hanubun bilang bahwa sudah saatnya pariwisata Kepulauan Kei lebih dikenal agar orang tahu bahwa Maluku Tenggara bisa jadi destinasi wisata favorit. Akses menuju lokasi wisata di Kepulauan Kei sudah tersedia. 

Jalan aspal mulus sudah tersedia dan membuat saya malu karena sempat berpikir kota Langgur yang terletak di Kei Kecil adalah kota terbelakang dengan jalan yang rusak. Yang saya lihat justru aspal mulus dengan rumah bagus bercat warna-warni yang membuat kotanya semarak.

Bupati Thaher main dengan cucu di sela kesibukannya bekerja| Dokumentasi Yayat
Bupati Thaher main dengan cucu di sela kesibukannya bekerja| Dokumentasi Yayat
Acara gowes santai dengan pak Bupati Thaher Hanubun seakan jadi "pemanasan" untuk Festival Meti, diadakan di Pantai Ohoider yang terletak di Ohoi Dertawun Kei Kecil. Pak Bupati Thaher menghadiri acara ini yang berlangsung dalam suasana santai dan penuh keakraban. 

Pak Bupati mendatangi lokasi acara dengan bersepeda bersama para pejabat daerah seperti Komandan Lanud, Komandan Lan AL, pimpinan Pengadilan Negeri Kepulauan Kei, komunitas pesepeda dan lain-lain, menempuh jarak 10 kilometer. Stamina pak Bupati sungguh luar biasa meski usianya sudah 61 tahun.

anak Kei malu-malu diajak foto| Dokumentasi Yayat
anak Kei malu-malu diajak foto| Dokumentasi Yayat
Tiba di Pantai Ohoider, tetabuhan dan suling dimainkan mengiringi Tari Sawat, tarian penyambutan. Remaja putra dan putri dengan seragam kaos putih dan celana hitam berbaris rapi saling berhadapan di pinggir pantai. 

Mereka menari dengan kompak, mengikuti alunan tetabuhan dan suling. Para pesepeda yang datang tergoda juga untuk ikut menari. Suasana semakin semarak.


Ibu Siti Hajir Hambau adalah salah seorang yang ikut menari. Guru PAUD ini menjelaskan bahwa untuk menari di acara ini, para remaja tak berlatih lebih dulu karena Tari Sawat memang sudah dipelajari sejak dini. 

Semua masyarakat Kepulauan Kei mampu menarikan tarian yang diperoleh secara turun temurun. Pada acara yang lebih formal, para penari Sawat mengenakan kebaya dan baju khas Kepulauan Kei. Namun karena ini acara yang berlangsung informal, maka kostum resmi ini tidak dikenakan.

Tari Sawat menyambut meti | Dokumentasi Yayat
Tari Sawat menyambut meti | Dokumentasi Yayat
Hal ini tidak mengurangi kekhidmatan mereka menari Sawat. Mereka fokus mempersembahkan tarian terbaiknya, bukan hanya untuk orang-orang yang datang, tapi juga mempersembahkannya untuk meti.

Ada beberapa wisatawan asing yang melihat tarian ini juga. Kebetulan mereka sedang menyambangi Pantai Ohoider dan melihat keramaian acara meti.

Pantai Ohoider, Pantai Landai untuk Bersantai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun