Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pak Jokowi di Kompas 100 CEO Forum: Dari Infrastruktur Sampai Fakultas Jurusan Toko Online

4 Desember 2017   18:45 Diperbarui: 4 Desember 2017   18:48 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Jokowi yang doyan ngeplak sana sini (dok.yayat)

Semua peserta di ruangan besar itu serentak berdiri ketika orang dengan posisi tertinggi di negeri ini memasuki ruangan. Pak Joko Widodo, Presiden RI, memasuki ruangan berisi para CEO yang hadir dalam rangka gelaran Kompas 100 CEO Forum yang diadakan di hotel Raffles Jakarta pada 29 November 2017 lalu. Tentu bukan forum biasa jika pak Jokowi sampai berkenan hadir di sini. Jajaran menteri dan gubernur yang menjadi pembicara semakin menjelaskan bahwa ini bukan forum biasa.

100 CEO berkumpul di ruangan ini untuk berdiskusi mengenai investasi. Ya beda dengan kita-kita yang kalo kumpul hanya sekedar ngerumpi sana sini atau membicarakan gosip hot yang terjadi di dunia hiburan. 100 CEO yang waktunya sangat berharga jangan diajak membicarakan hal yang tak penting. Tema CEO Forum yang soal Memantapkan Iklim Investasi 2017, membuat rumpian para CEO ini bergizi.

Pak Jokowi tau seluruh peserta yang hadir menunggu-nunggu apa yang akan dibicarakan pak Jokowi yang sekaligus membuka acara ini. Maka pak Jokowi naik ke panggung setelah lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan. Kilatan lampu blitz mengiringi langkah pak Jokowi naik ke panggung. Saya yang duduk di barisan media melihat dengan jelas kesibukan para wartawan ketika pak Jokowi naik panggung.

Pak Jokowi membuka sambutannya dengan mengatakan bahwa banyak kemajuan yang telah Indonesia capai selama ini. Ada pemberian status layak investasi dari 3 lembaga rating dunia dan ini merupakan yang pertama terjadi dalam 20 tahun. Indonesia naik ke posisi 4 untuk negara dengan tujuan investasi prospektif, tadinya peringkat kedelapan. Terdengar nada bangga dalam suara pak Jokowi, saya pun bangga mendengar deretan prestasi ini.

Pak Jokowi pukul gong (dok.okezone.com)
Pak Jokowi pukul gong (dok.okezone.com)
Pak Jokowi bilang bahwa momentum ekonomi sudah baik. Di masa sekarang, dengan perubahan jaman, peluang bisnis yang paling besar ada di daerah dan ada di sektor pariwisata dan lifestyle. Ini terutama dipengaruhi oleh infrastruktur kita yang sudah baik, demikian kata pak Jokowi. Saya mendengar ada penekanan pada kata infrastruktur. Bukan disengaja, tapi saya tahu pak Jokowi begitu karena beliau sangat memperhatikan soal pembangunan infrastruktur.

Pak Jokowi kembali melanjutkan pembicaraan soal infrastruktur. Kata pak Jokowi, infrastruktur membuat daerah sekarang mudah dijangkau. Contohnya Labuan Bajo yang sejak bandaranya dibuka, sudah diterbangi oleh Garuda Indonesia dan direct dari Jakarta. Lalu bandara Silangit Toba juga sudah diresmikan. Ini membuat kita makin mudah menjangkau daerah ini.

Pak Jokowi juga menyadari bahwa jaman sekarang, sosial media adalah segala-galanya. Orang tak bisa jauh dari sosial media. Maka pemerintah juga harus mengikuti perkembangan jaman dengan membangun jaringan fiber optik yang menjangkau daerah-daerah sehingga internet sudah bisa dinikmati sampai ke pelosok daerah. Yang bikin orang bergengsi sekarang bukan barang mewah tapi petualangan yang diupload ke sosial media, dari belanja barang jadi belanja pengalaman, kata pak Jokowi.

Sontak saya berpikir soal kebiasaan upload saya dan teman-teman saya. Iya.. sekarang ini kebiasaan upload bergeser dari memamerkan barang menjadi memamerkan petualangan. Sudah jarang saya melihat teman memamerkan barang yang mereka beli, lebih sering mereka memamerkan perjalanan mereka dengan poto-poto pemandangan yang bikin saya iri luar biasa. Akhirnya saya cari tau tempat wisatanya dan saya masukkan ke daftar lokasi wisata yang akan saya datangi suatu hari.

Pak Jokowi on stage (dok.Kompas.com)
Pak Jokowi on stage (dok.Kompas.com)
Pak Jokowi membangunkan lamunan saya dengan kata-kata "Konsumsi rumah tangga bergeser menjadi pola konsumsi restoran dan hotel". Iya juga. Adalah menjadi kebanggaan kalau kita share foto makanan di instagram. Banyak teman yang akhirnya membuat akun khusus untuk meng-upload makanan atau suasana hotel daann... para follower suka yang seperti ini. Saya pun akhirnya ikut membuat akun instagram khusus... @justayneat namanya, silakan follow ya (iklan dikit).

Generasi milenial juga kena colek pak Jokowi. Pak Jokowi tahu banget kondisi generasi milenial yang semakin mobile. Lokasi kerja para generasi milenial bukan lagi di kantor konvensional melainkan di caf atau comunal office. Ini Digital lifestyle namanya. Era digital di mana internet menjadi "makanan" sehari-hari. Yang membedakan kelas menengah dan kelas bawah adalah digital lifestyle, kelas menengah kalau punya uang langsung jalan-jalan, kata pak Jokowi. Kata-kata ini langsung disambut tawa pendengarnya. Sebagai kelas menengah.. saya kena keplak.

Selanjutnya pak Jokowi mengeplak para pengajar dalam uraiannya soal sumber daya manusia. Pak Jokowi menyoroti kurikulum kita yang cukup ketinggalan dibandingkan dengan negara luar. Kurikulum harus fleksibel, anak-anak harus dikenalkan dengan software enginering, coding dan lain-lain, kata pak Jokowi. Pengajaran berbasis tantangan sangat penting, anak-anak harus dihadapkan pada tantangan, kata pak Jokowi lagi. Saya setuju... anak-anak harus berhadapan dengan tantangan karena hidup penuh tantangan.

Kok nggak ada fakultas digital ekonomi jurusan toko online? (dok.kupasmerdeka.com)
Kok nggak ada fakultas digital ekonomi jurusan toko online? (dok.kupasmerdeka.com)
Pak Jokowi juga menyoroti SMK yang jurusannya begitu-begitu aja. Cuma ada jurusan bangunan, mesin, perkantoran.. katanya. Padahal perubahan dunia cepat sekali. Kenapa nggak ada fakultas digital ekonomi jurusan toko online? Tanya pak Jokowi yang langsung disambut dengan tawa para hadirin lagi. Saya juga tertawa sembari pikiran saya flashback ke saat saya mencari sekolah untuk anak saya yang baru lulus SMP.

Anak saya suka animasi dan pemrograman komputer. SMK yang punya jurusan teknik komputer, multimedia atau animasi terbilang sedikit dibandingkan dengan SMK lain yang punya jurusan perkantoran atau pemasaran. Di Jakarta saja hanya ada 1 SMK negeri yang punya jurusan animasi. Beruntungnya dua anak saya bisa masuk ke SMK negeri ini dan ambil jurusan yang mereka inginkan yaitu animasi. Salah satunya sudah lulus dan langsung bekerja di sebuah perusahaan. Gajinya lumayan untuk membiayai dirinya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta.

Jurusan animasi ini dipandang aneh oleh para tetangga saya. Apa itu animasi? Belajar menggambar? Tanya mereka. Saya tersenyum saja, mereka tak tahu bahwa ilmu yang berhubungan dengan program komputer banyak dibutuhkan, which is lulusan dengan keilmuan ini punya kesempatan kerja lebih besar. Jaman sekarang kan jaman digital. Jaman digital juga menuntut guru-guru punya keahlian ganda. Guru harus berpikir kreatif dan kritis, supaya muridnya juga kreatif dan kritis, kata pak Jokowi. Guru bahasa Indonesia sebaiknya juga bisa mengajar keahlian lain, misalnya bahasa Inggris.

bukan CEO (dok.yayat)
bukan CEO (dok.yayat)
Terakhir.. pak Jokowi mengeplak para pengusaha dan politisi. Ini yang saya suka dari pak Jokowi. Ia tak peduli siapa yang hadir di situ, kalau ia berbicara, semua kena keplak. Tahun depan ada pilkada yang berlangsung di 171 daerah dan propinsi. Tentu kita tahu bagaimana kondisi saat pilkada. Panas... pasti. Pak Jokowi mengingatkan agar jangan mencampur adukkan ekonomi dan politik.

Urusan ekonomi jangan terpengaruh politik, pengusaha jangan menyambi jadi politikus dan politikus jangan menyambi jadi pengusaha, kata pak Jokowi tegas. Ketegasan ini disambut tepuk tangan meriah para CEO yang hadir. Entah tepuk tangan karena setuju atau tempuk tangan karena tak tahan disindir pak Jokowi. Saya mesem saja... karena banyak nama yang hadir di acara itu adalah pengusaha yang nyambi jadi politikus.

 Sebuah hal yang wajar terjadi di negara kita sebenarnya. Politikus dan pengusaha itu satu mata rantai yang nggak bisa dipisahkan karena kekuasaan butuh uang. Nah kalo dilarang, bagaimana politik bisa jalan. Mungkin ada maksud lain dari ucapan pak Jokowi yang belum bisa saya cerna maksudnya. Saya cuma berani bilang dalam hati... "ah pak Jokowi juga pengusaha kan". Jangan bilang-bilang ya.. nanti saya kena keplak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun