Ada seorang perempuan yang selalu bermimpi tentang kebahagiaan. Ia berkhayal seolah impiannya akan betul-betul terwujudkan. Dalam benaknya, Tuhan Maha Kuasa atas segalanya termasuk untuk mimpi-mimpinya yang terasa mustahil.Â
Dalam khayalnya, perempuan itu selalu berharap segala sesuatunya selalu berjalan dengan penuh bahagia atau happy ending. Tak ada lagi kesedihan, perselisihan, cekcok, atau hal-hal lain yang sifatnya menyakitkan. Perempuan itu memang mudah iba, hatinya selembut sutra dan mudah tergerus ketika sedikit saja ia menyaksikan sesuatu yang menurutnya kejam.
Perempuan yang selalu bermimpi itu bukan tak pernah berusaha untuk mewujudkan mimpinya, hanya saja ia memang memperjuangkan sesuatu yang amat mustahil.
Bagaimana mungkin segala sesuatu di dunia ini akan berjalan sesuai kehendak dirinya? Sedangkan ia sendiri bukan yang Maha Berkehendak. Bagaimana mungkin segala sesuatu di dunia ini akan dipenuhi bunga rampai kebahagiaan? Sedangkan segala sesuatu di dunia ini selalu dipenuhi ketidaksempurnaan dan kekurangan.
Orang-orang sering mengejek perempuan itu, bahkan beberapa menyebutnya sebagai gila. Tapi perempuan itu acuh, ia tetap kokoh dan teguh terhadap mimpinya tentang kebahagiaan, terutama untuk negaranya yang selalu dilanda ketidakpastian.
*****
Seorang penjual bakso yang sudah sepuh mengayuh sepeda tuanya sendirian, menembus gelapnya gulita malam yang diiringi hujan. Perempuan pemimpi itu merasa iba, dan untuk yang kesekian kali ia selalu membeli bakso dari penjual sepuh itu, meski kenyataannya ia tidak suka makan bakso.
Bakso yang ia beli akan dibagikan pada siapa saja yang ditemuinya. Ia merasa lebih lega ketika dapat membantu pedagang kecil yang menjajakan dagangannya daripada membayar pajak yang manfaatnya belum tentu dapat dirasakan oleh semua orang.
Carut marut di negerinya akhir-akhir ini membuatnya semakin sering bermimpi, bahkan rasa-rasanya perempuan itu ingin pindah saja ke alam mimpi yang ada dalam pikirannya. Ia merasa lebih bebas dan damai di sana, ketimbang berada di negerinya sendiri yang kondisinya semakin membuat sesak dada.
Bayangkan, ada beberapa kawannya yang rela langganan Tetramax supaya kendaraan motornya awet, meski motor itu hanya motor butut. Kawan itu bercerita padanya bahwa Tetramax dapat menjaga kondisi mesin motor supaya tetap prima, daripada mengisinya dengan Tetralite yang kualitasnya di bawah Tetra.
Tak jarang kawannya itu berhemat makan seadanya supaya dapat langganan Tetramax. Ya supaya motornya tetap awet dan kuat diajak tempur bekerja.
Akan tetapi dedikasi sang kawan yang dengan bangga selalu bilang bahwa ia pelanggan setia Tetramax, harus dibayar pahit dengan fakta yang muncul akhir-akhir ini.Â
Sebuah fakta menyebutkan bahwa elite Tetramina terbukti melakukan pidana korupsi dan mengoplos Tetramax dengan Tetralite.Â
Sang kawan pun lemas, menyadari dirinya telah ditipu dan dibohongi bertahun-tahun oleh Tetramina langganannya.
Perempuan pemimpi itu iba dengan kawannya, ia bersumpah akan membuat perhitungan jika bertemu dengan oknum Tetramina yang tega melakukan korupsi dan mengoplos Tetramax dengan Tetralite. Ia benar-benar geram dan bersumpah akan membuat oknum itu jera! Entah bagaimana caranya.
Lain waktu perempuan itu menjumpai penjual bakso sepuh langganannya yang cerita soal gas semangka yang langka dan harganya diluar nalar. Keuntungan jualan bakso belum bisa menutup modal untuk belanja bahan pokok buat jualan dan kebutuhan sehari-hari. Itupun masih ditambah dengan beban harga gas semangka yang melambung tinggi dan sulit ditemui, belum lagi kalau dagangan sepi!
Perempuan itu benar-benar heran, apa gerangan yang membuat mereka gemar mencari jabatan dan melakukan tindakan korupsi. Padahal kalau dipikir-pikir, gaji mereka sudah lebih dari kata cukup, fasilitas mereka juga cukup layak dibandingkan para buruh kasar dengan nyawa taruhannya, yang kerja dengan gaji tak seberapa.
Sebanyak apapun mereka korupsi, seluas apapun mereka mengeruk kekayaan negeri ini, bukankah kapasitas perut dan tubuh mereka tak lebih dari satu atau dua piring dalam satu kali makan?
Lalu untuk apa mereka melakukannya? Untuk apa mereka korupsi dan mengambil yang bukan haknya?
Apakah mereka tidak iba dengan bawahan yang kian sengsara? Apakah nurani mereka tidak terketuk sedikit saja pada rakyat jelata papa yang masih terus bekerja, meski kekuatan dan badan hanya tinggal sisa-sisa.
Perempuan itu heran, apa yang ada dalam benak dan pikiran mereka yang melakukan korupsi?
Sebegitu kuat kah keserakahan mencengkeram mereka sehingga nurani mereka buta. Apa mereka lupa kalau yang mereka punya dan dapatkan di dunia ini hanya sementara.
*****
Perempuan itu masih terus bermimpi tentang negeri yang ideal menurut versinya. Ia menciptakan lingkungan yang menurutnya damai dan benar-benar adil untuk semua orang. Ia semakin sadar bahwa negeri ini bukan surga, jadi segala sesuatu yang ada di tempat ini selalu penuh sesak dengan kekacauan dan kesedihan.
Rasanya, tak ada jalan lain untuk mewujudkan mimpinya selain jalan itu! Jalan yang sudah dipikirkannya matang-matang sejak berbulan-bulan lalu.
*****
Warga desa Sukamiskin dibuat geger pagi itu. Pasalnya, ada seorang warganya ditemukan gantung diri di pohon sawo belakang rumah.Â
Di sekitar jenazah tersebut ditemukan sepucuk surat yang isinya adalah ia telah bahagia karena berhasil mewujudkan mimpinya. Menurutnya, tak ada jalan lain untuk mewujudkan mimpinya selain pergi dari negeri ini. Dan cara pergi itu adalah gantung diri!
Jenazah tersebut adalah perempuan pemimpi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI