Mohon tunggu...
Yavis Nuruzzaman
Yavis Nuruzzaman Mohon Tunggu... Writer

Exploring the intricate tapestry of our world, one article at a time. Driven by curiosity and a desire to foster informed discussions. Join me in dissecting current affairs, sharing insights, and uncovering new perspectives.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"Objek Bercerita": Menghidupkan Narasi dari Benda Mati di Paragraf Pembuka

11 Oktober 2025   09:53 Diperbarui: 11 Oktober 2025   09:53 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bosen sama pembuka cerita yang klise? Ada satu trik simpel buat hook pembaca dari kalimat PERTAMA. Namanya: Teknik "Objek Bercerita". (Dok pribadi) 

Setting: Sebuah "apartemen," memberikan gambaran ruang hidup yang mungkin sempit atau personal.

Konflik: Surat ancaman menjadi motor penggerak plot.

Nada (Tone): Penggunaan "tinta merah terang" langsung menciptakan atmosfer bahaya dan urgensi.

Penerapan Prinsip "Show, Don't Tell": Ini adalah inti dari teknik ini. Kita tidak perlu mengatakan "Rina dalam bahaya." Surat ancaman di pintu kulkas---sebuah objek sehari-hari yang kini menjadi pembawa pesan mengerikan---sudah menunjukkannya dengan jauh lebih efektif. Emosi muncul sebagai respons pembaca terhadap situasi, bukan karena kita mendiktekannya.

Membangun Koneksi Sensorik: Objek memungkinkan pembaca untuk "masuk" ke dalam adegan melalui indra mereka. Mereka bisa membayangkan dinginnya logam pintu kulkas, pantulan cahaya pada wajah Rina, dan tajamnya warna merah pada surat itu.

Contoh Penggunaan

Teknik ini tidak hanya untuk thriller. Mari kita terapkan di genre lain:

Genre Drama/Romansa:

Alih-alih: "Budi merindukan istrinya yang telah tiada."

Coba: "Di sisi kanan tempat tidur Budi, bantal itu masih memiliki lekukan samar kepala seseorang, meski sudah tiga tahun tak lagi ditiduri. Aroma lavender dari sarung bantalnya pun nyaris hilang, menyisakan wangi kain yang kosong." (Objek: bantal dan aromanya. Konflik: kehilangan dan kesepian).

Genre Fiksi Sejarah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun