Data Keberhasilan: Studi di Kenya menunjukkan bahwa pagar sarang lebah ini memiliki tingkat keberhasilan lebih dari 80% dalam mencegah gajah memasuki lahan pertanian. Lebih hebatnya lagi, solusi ini memberikan manfaat ganda:
Perlindungan Tanaman: Fungsi utama sebagai pagar non-letal.
Peningkatan Ekonomi: Petani dapat memanen madu dari sarang lebah, menciptakan sumber pendapatan tambahan.
Jasa Ekosistem: Kehadiran lebah membantu penyerbukan tanaman di sekitar ladang.
Dari sinilah konsep pagar akustik cerdas lahir. Para peneliti berpikir: bagaimana jika kita bisa meniru efeknya tanpa harus memelihara lebah sungguhan?
Teknologi: Sistem ini menggunakan sensor getaran (geofon) yang ditanam di tanah untuk mendeteksi langkah kawanan gajah yang mendekat.
Aksi: Ketika sensor terpicu, serangkaian pengeras suara yang ditenagai panel surya secara otomatis memutar rekaman suara dengungan koloni lebah yang terganggu.
Keunggulan: Versi akustik ini lebih mudah dipasang, perawatannya lebih rendah, dan dapat diterapkan di area yang iklimnya kurang cocok untuk beternak lebah.
Potensi Implementasi di Indonesia
Meskipun riset paling ekstensif dilakukan di Afrika, potensi adaptasi teknologi ini di Indonesia sangat besar. Lembaga konservasi seperti Wildlife Conservation Society (WCS) dan lainnya telah bekerja keras mencari solusi mitigasi konflik gajah di Sumatra. Pagar akustik cerdas menawarkan alternatif yang menjanjikan:
Efektif Biaya: Dibandingkan membangun pagar beton atau parit sepanjang puluhan kilometer, biaya instalasi sistem sensor dan pengeras suara bisa jadi lebih terjangkau dalam jangka panjang.