Angin berhembus pelan. Daun-daun berbisik seolah ikut mengamini kata-kata sang harimau. Sundaya memejamkan matanya sejenak. Napasnya bergetar.
Saat ia membuka mata, sang harimau telah hilang. Yang tersisa hanya suara air terjun dan desir angin di telinganya.
Sundaya bangkit berdiri. Tangannya menggenggam kujang dengan lebih erat---lebih mantap. Untuk pertama kalinya, ia merasa bilah itu hidup di tangannya, seolah ikut bernafas bersama dirinya.
Langkahnya terasa lebih ringan ketika ia berjalan menuju kampung. Jalan di depannya masih panjang dan ia belum tahu harus berbuat apa. Namun, ada satu hal yang ia yakini---ia akan memulai. Pohon pertama akan ia tanam. Kata pertama akan ia ucapkan.
Di kejauhan, suara kicauan burung yang samar-samar mulai terdengar lagi, seolah memberi tanda bahwa hutan belum sepenuhnya menyerah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI