Mohon tunggu...
ERA SOFIYAH
ERA SOFIYAH Mohon Tunggu... Penulis - AKU ADALAH AKU BUKAN KAMU DIA ATAU MEREKA, KITA ADALAH SATU DAN KAMI BERSAUDARA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

AKU ADALAH AKU BUKAN KAMU DIA ATAU MEREKA, KITA ADALAH SATU DAN KAMI BERSAUDARA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Kedaulatan Pancasila Ditangan Generasi Muda

28 Maret 2013   19:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:04 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lomba blog pusaka indonesia 2013

Fakta Sejarah membuktikan bahwa Pancasila tidak serta merta lahir dibumi nusantara. Butuh proses panjang,pengorbanan dan kerelaan para founding fathers dalam merumuskan Pancasila yang sejalan dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia dan dapat mewakili semua golongan. Sebagai sebuah karya luhur anak bangsa, Pancasila selayaknya ditempatkan secara terhormat dalam khazanah kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi saat ini kedaulatan Pancasila terus diuji oleh derasnya nilai-nilai yang berasal dari luar sebagai dampak globalisasi yang menjauhkan bangsa ini dari falsafah Pancasila yang bermartabat. Selain globalisasi, multikurisme yang sejatinya menjadi kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya namun sekarang serasa bom waktu yang setiap saat siap meruntuhkan simpul-simpul persatuan bangsa.

Globalisasi Yang Mendunia

Kemajuan ilmu dan teknologi yang sangat pesat tidak mampu membendung arus informasi yang datang dari negara-negara lain. Arus informasi begitu cepat sekali dan sangat efektif memberi pengaruh bagi masyarakat Indonesia. Memang tidak boleh dipungkiri bahwa globasisai (yang ditandai dengan percepatan teknologi informasi) membawa efek positif pula bagi dunia. Namun, sisi negatif yang diakibatkan juga tidak lebih kecil.oleh karena globalisasi membuka ide-ide baru,maka tidak tertutup kemudian akan adanya infiltrasi ide-ide yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Globalisasi begitu mengguncang kedaulatan dan nyaris menghilangkan falsafah luhur pancasila dimana modernisasi dan westernisasi begitu merajai setiap lini kehidupan khususnya bagi generasi muda.

Sebagai sebuah konsensus nasional, Pancasila merupakan sebuah pandangan hidup Indonesia yang terbuka dan bersifat dinamis. Ketidakmampuan beradaptasi dengan budaya luar acap kali menempatkan bangsa tersebut ke dalam kisaran kekeringan atau kekerdilan identitas. Namun demikian, terlalu terobsesi dengan budaya luar dan pada saat yang sama mencampakkan tradisi dan nilai-nilai baik lokal berpeluang menjadikan bangsa tersebut kehilangan identitas. Akibatnya bangsa tersebut tidak pernah menjadi dirinya sendiri. SejatinyaBangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budayanya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang dianggap baik dan dapat memperkaya nilai-nilai lokal yang dimiliki.

Bhineka Tunggal Ika Dalam Konsep Multikultural

Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari penggalan kakawin Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Keprabonan Majapahit (abad 14) secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu. Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman. (etnis, bahasa, budaya dll). Jika dikaji secara akademis, Bhinneka Tunggal Ika tersebut dapat dipahami dalam konteks konsep generik multiculturalism atau multikulturalisme yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.

Sebagai bangsa yang merdeka, maka bangsa Indonesia mempunyai cita-cita dan tujuan seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yakni adanya kehidupan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kebhinnekaan budaya masyarakat Indonesia merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus diterima sebagai kekayaan bangsa. Dan momentum Sumpah Pemuda merupakan titik tonggak kebangkitan nasional Indonesia. Momentum Sumpah Pemuda yang terdiri dari seluruh elemen bangsa telah mengikat diri dalam ikrar bersama. Seluruh elemen bangsa menyatakan ikrar bersama: bertanah air satu (tanah air Indonesia), berbangsa satu (bangsa Indonesia) dan berbahasa satu (bahasa Indonesia).

Namun pada kenyataannya, meski sudah ada konsep dan perwujudan mengenai multikulturalisme sejak lama, serta memiliki sebuah common platform, yakni Pancasila, yang mengandung cita-cita untuk mempersatukan keberagaman Indonesia, persoalan konflik antar suku, pertikaian antar agama, dan merosotnya penghargaan terhadap budaya orang lain masih terjadi di Indonesia. Pada akhirnya konflik yang berkepanjangan hanya akan memudahkan bangsa lain memecah persatuan bangsa lalu menguasai berbagai aset bangsa termasuk budaya adi luhung yang ternilai harganya. Maka dibutuhkan pendewasaan perilaku sosial dan kematangan budaya masyarakat dalam memecahkan berbagai persoalan krusial sekaligus mengembangkan jati diri sebagai bangsa yang berperadaban utama dan membangun pandangan-pandangan baru yang lebih konstruktif dalam meredam konflik dan mengembangkan perdamaian toleransi ditengah kemajemukan bangsa.

Generasi Muda dan Kedaulatan Pancasila

Sebagai, ujung tombak dan kelak menjadi pewaris bangsa, sudah seharusnya generasi muda menyikapi globalisasi dan multukurisme secara cerdas berdasarkan falsafah Pancasila yang merumuskan semangat serta identitas bangsa yang berkepribadian luhur

Cerdas secara mental-moral : Pilar agama sebagai perwujudan sila pertama Pancasila menjadi hal paling utama agar generasi muda teguh dan kuat secara mental dan moral ditengah gempuran arus globalisasi serta tidak mudah terprovokasi oleh ajaran-ajaran sesat dan menyesatkan yang hendak merubah ideologi Pancasila dan memecah persatuan bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun