Mohon tunggu...
Yasir Maulana
Yasir Maulana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya pengajar fisika (IPA) di Madrasah Aliyah Negeri 4 Garut Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tinjauan Miskonsepsi Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X

8 Agustus 2023   11:54 Diperbarui: 8 Agustus 2023   12:00 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

d) Metode Mengajar

Metode mengajar yang dilgunakan guru jika tidak sesuai atau cocok dengan gaya belajar siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi siswa. Ditambah lagi ketidakcakapan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga dapat membuat metode mengajar yang baik menjadi kurang maksimal dan menyebakan miskonsepsi siswa.

Adapun cara untuk mengatasi miskonsepsi adalah sebagai berikut : pertama, menentukan miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Kedua, mencari tahu penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa tersebut. Ketiga, mengatasi miskonsepsi tersebut dengan memberikan perlakuan (Suparno, 2013). Penelitian ini dimaksudkan untuk menginisiasi langkah pertama yaitu menentukan miskonsepsi yang terjadi pada siswa melalui tes diagnostik yang dibuat berdasarkan informasi bagian konsep mana yang sering terjadi miskonsepsi siswa saat belajar materi fisika di kelas X semester ganjil.

METODE

metode penelusuran dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian systematic literature review dengan menggunakan metode kualitatif (meta-sintesis). Pada penelitian ini peneliti merangkum berbagai hasil penelitian yang relevan secara naratif dengan tujuan mendapatkan informasi yang konprehensif dan dapat digunakan sebagai pijakan awal untuk penelitian tentang miskonsepsi pada mata pelajaran fisika di tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA).

Pada tanggal 11 Agustus 2022 peneliti melakukan penelusuran hasil penelitian yang berkaitan dengan miskonsepsi siswa pada mata pelajaran fisika di bagian materi kelas X semester 1 yang meliputi materi Kinematika Gerak Lurus, Gerak Melingkar, Usaha Energi dan momentum impuls di database elektronik google scholar. Jurnal-jurnal yang dipilih sebagai referensi adalah jurnal yang membahas miskonsepsi siswa pada materi fisika di sekolah terutama pada materi-materi fisika yang diajarkan di kelas X semester ganjil. Peneliti mendapatkan 4 jurnal yang menjadi referensi utama penelitian  yaitu :

  • Instrumen Tes Diagnostik Konsepsi Lima Tingkat pada Materi Gerak Lurus: Pengembangan, Uji Validitas dan Reliabilitas serta Uji Coba Terbatas oleh I. Sari dan F Ermawati (Sari & Ermawati, 2021b)
  • Profil Miskonsepsi Siswa pada Materi Kinematika Gerak Lurus di SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh oleh M. Nasir (Nasir, 2020)
  • Tes Diagnostik Four Tier untuk identifikasi pemahaman dan miskonsepsi siswa pada materi gerak melingkar beraturan oleh Annisa et. al (Annisa et al., 2019)
  • Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Usaha Dan Energi oleh Maison et. al (Maison et al., 2020)

HASIL DAN PEMBAHASAN 

MISKONSEPSI PADA MATERI KINEMATIKA GERAK LURUS 

Muhammad Nasir (Nasir, 2020) telah menguji miskonsepsi siswa SMA Negeri 4 Wira Bangsa Meulaboh Aceh menggunakan teknik CRI (Certainty of Response Index) pada materi kinematika gerak lurus meliputi enam subpokok bahasan yaitu (1) posisi, jarak dan perpindahan, (2) kecepatan dan kelajuan, (3) percepatan dan perlambatan, (3) gerak lurus beraturan (GLB), (5) gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dan (6) gerak vertikal. Berdasarkan hasil penelitiannya, diketahui bahwa contoh miskonsepsi siswa pada materi kinetika gerak lurus adalah:

  • Saat membedakan antara perpindahan dan jarak. Banyak siswa beranggapan bahwa perpindahan dan jarak adalah sama. Pada konsep yang benar disebutkan bahwa perpindahan dan jarak adalah berbeda. Jarak adalah panjang semua lintasan yang telah dilalui oleh benda saat bergerak sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi akhir dan posisi awal.
  • Pada submateri kecepatan dan kelajuan siswa mengalami miskonsepsi dalam membedakan pengertian besaran kelajuan dan kecepatan. Siswa masih beranggapan bahwa kelajuan dan kecepatan adalah sama. Bahkan siswa menganggap bahwa spedometer yang ada di kendaraan bermotor adalah alat pengukur kecepatan. Pada konsep yang benar disebutkan bahwa kecepatan dan kelajuan adalah dua besaran yang berbeda. Kecepatan diperoleh dari hasil bagi perpindahan dan waktu sedangkan kelajuan adalah hasil bagi jarak dan waktu. Sebagaimana yang telah dibahas bahwa perpindahan dan jarak adalah besaran fisika yang berbeda.
  • saat membedakan antara karakteristik GLB dan GLBB. Siswa memiliki anggapan bahwa saat percepatan benda bernilai nol maka benda akan diam karena benda tidak bergerak atau memiliki perpindahan nol. Pada konsep yang benar disebutkan saat benda memiliki percepatan nol maka ada dua kemungkinan keadaan gerak yaitu benda dalam keadaan diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan (Serway, R. A. & Jewett, J. W, 2018)
  • siswa mengalami miskonsepsi pada saat menentukan kecepatan dan percepatan dari benda yang gerak vertikal ke atas, ke bawah maupun gerak jatuh bebas. Sebagai contoh siswa beranggapan bahwa saat benda berada di puncak gerak vertikal ke atas maka nilai percepatannya nol karena benda mengalami diam sesaat atau kecepatannya nol. Pada konsep yang benar disebutkan saat benda bergerak vertikal ke atas maka benda memiliki percepatan yaitu percepatan gravitasi yang arahnya selalu menuju pusat bumi.

Hasil penelitian Indah PM Sari dan Frida Ermawati (Sari & Ermawati, 2021a) yang mengembangkan instrumen tes diagnostik konsepsi lima tingkat pada materi gerak lurus menyebutkan potensi miskonsepsi yang terjadi pada siswa pada materi ini adalah :

  • Siswa masih mengganggap bahwa jarak dan perpindahan adalah sama.
  • Siswa menganggap bahwa semua benda yang bergerak jatuh ke bawah meskipun kecepatan awalnya tidak nol adalah gerak jatuh bebas. Pada konsep yang benar menyebutkan bahwa gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh akibat tarikan gaya gravitasi bumi dan tidak berada dalam kesetimbangan juga memiliki syarat kecepatan awalnya adalah nol.
  • Siswa mengganggap saat benda bergerak jatuh bebas maka kecepatan jatuh bebasnya dipengaruhi oleh massa dan bentuk benda. Siswa masih menganggap saat dua benda berbeda massa dijatuhkan bersamaan maka benda bermassa lebih besar akan tiba lebih cepat karena kecepatannya lebih besar. Pada konsep yang benar disebutkan bahwa kecepatan gerak jatuh bebas hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi dan ketinggian benda saat dijatuhkan.

Berdasarkan dua hasil penelitian tentang miskonsepsi pada materi kinematika gerak lurus yang tadi telah dikemukakan, maka dapat dibuat kompilasi miskonsepsi pada materi kinematika gerak lurus dalam bentuk tabel sebagai berikut :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun