"Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina." Ada yang bertanya, "Siapa, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga."Â (HR. Muslim)
Betapa tegasnya Rasulullah menyebutkan hadis ini. Beliau sampai mengulangi tiga kali ungkapan 'sungguh terhina'. Rasulullah sungguh menginginkan agar kita benar-benar maksimal berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua kita, jika mereka masih hidup.
Jangan pernah menyia-nyiakan mereka. Buatlah mereka bahagia dengan segenap yang kita miliki. Jika kita belum mampu maksimal untuk membuatnya selalu tersenyum, minimal kita tak membuatnya bersedih, apalagi terluka karena ulah kita.
Orangtua itu adalah pintu surga paling tengah. Keberadaan mereka berarti peluang kita untuk meraih surga. Berbaktilah selalu, secara maksimal dan jangan pernah bosan untuk itu. Sebab, seandainya seumur hidup kita lakukan hanya berbakti kepada mereka, itu belumlah cukup. Tak akan pernah cukup jika dibanding dengan apa yang telah mereka lakukan untuk kita.
Sungguh beruntunglah kita karena orangtua kita tak menuntut balasan. Seandainya iya, maka kita tak akan pernah bisa dan jadilah kita orang yang berutang.
Tak ada amalan yang paling baik yang kita lakukan kepada manusia (kecuali bakti istri pada suaminya, tapi hal ini dihitung setelah menikah), dibanding dengan bakti kita kepada orangtua kita. Maka, jangan pernah sia-siakan kesempatan itu.
Jangan mengaku hebat jika bakti kepada orangtua belum maksimal. Dan belum bisa dikatakan sukses jika bakti kepada orangtua belum menjadi prioritas. Orangtua adalah pintu kebaikan yang disiapkan oleh Allah untuk kita dalam meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Laluilah pintu itu dengan memaksimalkan bakti pada mereka.
Apapun bentuk pencapaian yang kita peroleh saat ini, belumlah dikatakan hebat jika kita tak mampu membuat kita mengenali orang hebat yang sesungguhnya. Kehebatan kita akan diukur dari seberapa hebat kita membahagiakan orang hebat yang telah mendidik kita menjadi hebat.Â
Merekalah orangtua kita. Merekalah orang hebat yang tiada pamrih menuntun kita menjadi hebat. Jangan sia-siakan setiap kesempatan yang bisa kita gunakan untuk berbakti. Tak mengapa kita sibuk. Tapi pastikan, salah satu yang utama mengisi kesibukan kita adalah berbakti pada orangtua kita.Â
Wallahu A'lam
---Yasir Husain, Penulis Buku SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)