Mohon tunggu...
Yasir Husain
Yasir Husain Mohon Tunggu... Guru - Guru

Teacher; Penulis Buku Nasihat Cinta dari Alam, Surga Menantimu, SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa: Mencerdaskan, Membersihkan Hati, dan Menjernihkan Pikiran

28 Mei 2019   14:29 Diperbarui: 28 Mei 2019   14:45 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rata-rata manusia banyak disibukkan dengan urusan perut dan penampilan. Ya, makan dan apa yang kita pakai merupakan kebutuhan pokok. Tapi sayang, banyak yang mencarinya bukan sebagai kebutuhan melainkan sebagai gaya hidup. Hingga ketika berhasil mendapatkannya, tetap saja masih merasa kurang. Akhirnya, jadilah isi pikiran didominasi oleh persoalan perut dan penampilan saja. Jika pikiran banyak terfokus pada masalah tersebut, tentu akan berpengaruh pada cara berpikir hingga akhirnya mengurangi daya kreatifitas.

Sejatinya, urusan makan---walaupun merupakan kebutuhan pokok---tak boleh dijadikan sebagai tujuan utama. Yang utama bagi kita adalah memberi manfaat sebanyak-banyaknya. Entah dengan berkarya, berkontribusi, atau berkreasi memunculkan hal-hal positif. Hal itulah yang harus berseliweran di pikiran kita. Adapun soal makan dan penampilan, cukuplah menjadi pengiring yang diadakan seperlunya.

Bicara soal makanan, ada baiknya kita simak beberapa perkataan ulama dan sahabat. Di antaranya,

Muhammad bin Wasi' berkata, "Barangsiapa yang sedikit makannya maka ia akan mudah paham dan mudah memberi pemahaman kepada orang lain, dan hatinya akan jernih dan lembut. Sesungguhnya terlalu banyak makanakan memberatkan seseorang untuk menggapai apa yang ia inginkan ."

Ada pula perkataan Abi Sulaiman Ad-Daraniy, "Jikalau engkau ingin memenuhi suatu hajat dari pada hajat dunia atau pun akhirat, maka janganlah engkau makan sebelum engkau memenuhinya, karena makan dapat merubah akal seseorang."

Ilustrasi banyak makan. (hellosehat.com)
Ilustrasi banyak makan. (hellosehat.com)
Kedua ungkapan di atas setidaknya memberikan gambaran, betapa mudahnya makanan memengaruhi pikiran. Jika makanan dijadikan sebagai yang utama, tentulah daya kreatifitas akan menurun. Pikiran jadi tak berkembang dan akhirnya terbawa ke hati. Ketenangan hati terusik karena urusan makanan telah mendominasi. 

Nah, urusan makan ini selaras dengan urusan penampilan. Jika dijadikan sebagai yang utama maka kualitas kita dari dalam akan semakin rapuh. Dibaik-baikin di luar, disepelekan yang di dalam.

Di bulan ramadan ini, kita berpuasa. Tentu ukuran paling dasarnya adalah, kita belajar dan berjuang mengontrol makanan kita dengan menahan untuk tidak memakannya seharian. Harusnya ini bisa menyadarkan kita bahwa makanan adalah pokok tapi bukan yang utama. Harusnya bisa membuat kita tahu seberapa cukup kebutuhan kita soal makanan yang sebenarnya. 

Berlaku pula ke soal penampilan. Dengan berpuasa, kita akan lebih banyak ibadahnya dan tak terfokus pada penampilan. Kita paham dengan penampilan menarik tapi bukan berarti berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan. Singkatnya urusan makanan dan penampilan idealnya cukup sesuai kebutuhan. Yaitu, sesuai yang dibutuhkan untuk menjadi muslim sejati.

Jika spirit ramadan dan hikmah puasa bisa terus kita pelihara, insyaAllah akan menjadi penyebab bersihnya hati kita, jernihnya pikiran kita, hingga meningkatnya kecerdasan kita berdasarkan pandangan Al-Qur'an. Spirit dan hikmah itulah yang harus selalu kita bawa ke sebelas bulan berikutnya setelah ramadan, seumur hidup kita.

Kita rangkum  semuanya  dengan perkataan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, "Barangsiapa yang perhatiannya hanyalah apa yang masuk keperutnya saja, maka harga dirinya sama dengan apa yang keluar dari perutnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun