Mohon tunggu...
Yanyan Endian
Yanyan Endian Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat/Konsultan Hukum pemerhati politik sosial budaya

simpel, analitis, lugas dan profesional

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilu Bukan Soal Agama

12 Februari 2024   13:59 Diperbarui: 12 Februari 2024   14:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selama kampanye pilpres/wapres berseliweran isu di tingkat masyarakat bawah kalau pilpres itu urusan agama, urusan akidah peribadahan. Senyatanya pemilu bukan urusan beragama dan peribadahan. Bukankah umat Islam sudah diberi tahu dengan jelas dalam Al-quran bahwa "dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau"? mengenai hal ini dapat dilihat dalam 3 surah dengan makna yang sama walaupun kalimatnya berbeda. Al-An'am ayat 32, al-Ankabut ayat 64, dan surat al-Hadid ayat 20.

Ada yang lebih parah lagi, kalau mengaku beriman pilihlah yang amanah berkomitmen jelas terhadap Islam. Kita mengerti sekilas sudah bisa tahu arah pembicaraan yaitu mengarah pada paslon yang berbasis jualan agama. Kesannya hanya dia yang paling beragama hanya dia yang paling benar yang lain tidak. 

Klaim semacam ini adalah pembodohan dan diterima oleh logika bodoh maka yang terjadi adalah taklid buta. Belain panas panasan, belain hujan hujanan, belain jalan kaki jauh kaki bengkak, belain nenteng anak kecil datang berduyun mengaminkan kebodohan seolah inilah perjuangan mulia mencapai ridho Alloh, kasihan sekali.

Politik kita adalah politik yang Pancasila, itu yang dilupakan bahkan ingin mereka hapuskan diganti dengan khilafah. Negara kita adalah negara atas Azas Pancasila dimana rakyat hidup dan tumbuh tidak hanya dalam satu kepercayaan agama Islam. Nusantara tercinta ini telah nyata menjadi tempat manusia hidup berkecukupan, karena itu harus bersyukur dan menjaganya. 

Negara kita hanya bisa difahami oleh orang nusantara dengan ciri peseknya, warna coklatnya dan tatakrama yang sangat ramah dan santun. Bukankah akhlak semacam itu adalah ajaran Rasululloh? Nabi Muhammad SAW selalu menjaga lisan sikap dan tingkahnya sehingga menjadi contoh bagi umatnya. Andai Nabi Muhammad SAW betutur dengan urat leher tegang sambil mencaci nyinyir, tentu tidak akan ada umat Muahammad seperti hari ini.

Cintailah Paslon anda sekedarnya sajalah. Semua Paslon adalah putra terbaik bangsa, anda suka silakan pilih, anda tidak suka anda tidak usah memilihnya, simpel. Anda menemukan kecurangan atau pelanggaran segera laporkan senyatanya kepada pihak resmi pemerintah, jangan melaporkan ke aplikasi media di luar itu yang bukan mewakili negara. Itu pasti berbahaya untuk penegakkan hukumnya. suka tidak suka anda harus berkomunikasi dengan negara melalui saluran resmi negara.

Anda ragu atau tidak percaya kepada negara lagi? Memang nya negara percaya juga sama anda? Negara mengurus orang banyak bukan mengurus orang sedikit. Ayolah pilih dengan suka ria, ini pesta kita.!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun