Mohon tunggu...
Yanto Lengo
Yanto Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rohaniwan Katolik

人生は素晴らしい

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pendidikan ke Arah Kebebasan

27 Maret 2024   18:04 Diperbarui: 27 Maret 2024   18:07 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pendidikan ke Arah Kebebasan.
Hring sangat yakin bahwa setiap yang berorientasi pada masa depan hidup kristiani akan peduli dengan seluruh bidang pendidikan dan berupaya untuk mewujudkan iman dalam kebebasan. Generasi muda harus belajar tentang sejarah kebebasan masa lalu dan cara untuk membangun kebebasan di masa depan. Pendidikan adalah proses yang berkelanjutan sebab itu generasi muda perlu menyadari potensi dan panggilan hidupnya. Selain itu, pendidikan merupakan proses menemukan kebebasan pribadi dan membantu orang lain untuk mengalami hal yang sama. Pendidikan adalah media terbaik untuk mewujudkan kebebasan dalam kehidupan rohani dan sosial.
Dalam usaha mencapai kebebasannya, seseorang perlu melewati tahap-tahap pendidikan, baik di dalam keluarga, sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Kita juga tidak bisa mengingkari kenyataan bahwa setiap orang merasakan keterbatasan kebebasannya namun keterbatasan tidak membuatnya menyerah tetapi memampukannya untuk bertindak secara kreatif. Anak-anak, remaja, orang muda dan semua institusi dibutuhkan batasan-batasan pelaksanaan kebebasan. Batasan dibuat supaya orang tidak menyalahgunakan kebebasannya dan memotivasi mereka untuk menyumbangkan sesuatu bagi kebebasan bersama. Hal yang penting di sini adalah lingkup kebebasan terbatas demi kebebasan itu sendiri dan bukan oleh unsur asing.

Hring menganalogikan kebebasan seperti biji sesawi. Jika ditaburkan pada tanah yang baik maka akan bertumbuh subur. Namun, benih yang subur akan menghasilkan buah yang baik jika ada upaya untuk merawat, menyiram dan membersihkan rumput-rumput yang menghambat pertumbuhannya. Begitu pula dengan kebebasan. Kebebasan akan berkembang dengan baik jika semua pihak membantu proses pertumbuhan. Dalam upaya mengembangkannya harus ada kesadaran publik bahwa kebebasan sejati tidak akan ada  tanpa relasi mutualis antara manusia yang satu dan yang lainnya.

Hring mengakui bahwa dalam Allah, sabda adalah pribadi kedua, cinta adalah yang ketiga. Hal ini berarti bahwa Roh Kudus, cinta yang personal, hasil dari Bapa dan Putera. Di sini kita memiliki pola ilahi yang menunjukan bahwa tindakan bebas (ketaatan moral dan cinta) harus memiliki sumber esensial dalam pengetahuan. Keputusan bebas dari kehendak kita dalam gambaran Allah ada pada bagian pengetahuan kita akan gambaran Allah. Sejauh kita mengakui yang baik, kita harus hidup menurutnya. Sebaliknya terang dapat hilang melalui kesalahan kita dan kita tidak akan mampu melakukan yang baik lagi: "Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu" (Yoh 12:35). Segala pengetahuan tentang Allah dan yang baik adalah sebuah seruan kepada kita untuk memilih Allah dan hukumnya. Pengetahuan yang jelas dan prakits menempatkan keputusan kita secara keseluruhan dalam cahaya yang berbeda daripada pengetahuan yang lebih konseptual dan spekulatif.
Selanjutnya, Hring mengungkapkan sukacitanya kepada Gereja karena mewartakan kebebasan dengan mengatakan, "Saya bersukacita bahwa Gereja dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang kebebasan dan kesetiaan Kristus. Gereja harus tampil sebagai ibu yang membebaskan anaknya dari perbudakan. Dia adalah wanita merdeka, mempelai Kristus yang adalah pembebas". Hring mendasarkan sukacitanya ini pada kisah Hagar dan Sara, "Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan, sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar, Hagar adalah gunung Sinai di tanah Arab dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup di dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem surgawi adalah perempuan merdeka dan dialah ibu kita" (Gal 4:22-26).
Gereja adalah kumpulan orang-orang yang dibebaskan oleh Yesus Kristus dan dipanggil untuk membebaskan sesamanya. Gereja dipanggil untuk menjadi sakramen sejarah pembebasan, perayaan cinta melalui liturgi dan melayani sesama dengan penuh kerendahan hati. Gereja adalah komunitas yang mengembangkan visi kenabian dalam arti mewartakan pembebasan kepada sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun