Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka: Revolusi Pendidikan atau Risiko? Menjelajahi Arah dan Tantangan Menuju Kurikulum Nasional yang Berdaya Saing

9 Maret 2024   14:52 Diperbarui: 9 Maret 2024   14:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar seorang guru sedang mengajari muridnya - sumber gambar: www.schoolday.com

Membicarakan tentang Kurikulum Merdeka, sebuah inovasi terbaru dalam bidang pendidikan di Indonesia, bukanlah perkara yang sepele. Sebagai sebuah konsep yang mencoba mewujudkan visi pendidikan yang lebih inklusif, kreatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman, Kurikulum Merdeka menghadirkan harapan besar bagi masa depan pendidikan di negara ini.

Namun, seperti halnya setiap inovasi, Kurikulum Merdeka juga tidak luput dari sorotan kritis. Dalam tulisan opini ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang apa sebenarnya Kurikulum Merdeka, apakah sudah siap untuk dijadikan kurikulum nasional, dan bagian-bagian mana yang perlu dikritisi sebelum pemerintah melegalkannya.

Pembahasan tentang Kurikulum Merdeka tidak hanya sekadar menyentuh perubahan struktural dalam pendidikan, tetapi juga mencerminkan perjuangan menuju sebuah sistem pendidikan yang lebih adaptif dan inklusif. Kurikulum Merdeka, dengan segala keunikan dan ambisinya, mewakili semangat kemerdekaan dalam pendidikan, di mana setiap individu memiliki hak untuk mengembangkan potensi mereka tanpa dibatasi oleh konvensi atau norma yang kaku. Ini tidak hanya mencerminkan semangat kreativitas dan inovasi, tetapi juga membangun fondasi bagi perubahan sosial yang lebih luas.

Saat ini, pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks. Globalisasi, kemajuan teknologi, dan perubahan sosial telah mengubah lanskap pendidikan secara fundamental. Di tengah dinamika ini, pendidikan perlu beradaptasi untuk tetap relevan dan efektif dalam mempersiapkan generasi masa depan. Kurikulum Merdeka hadir sebagai respons terhadap panggilan ini, menawarkan paradigma baru yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, bukan lagi sebagai penerima pasif dari pengetahuan.

Namun, sementara Kurikulum Merdeka menjanjikan kemajuan yang signifikan, kita tidak boleh mengabaikan tantangan yang terkait dengan implementasinya. Sebelum kita memutuskan untuk mengangkatnya sebagai kurikulum nasional, penting untuk mengkaji secara menyeluruh kesiapan infrastruktur pendidikan, pelatihan guru, serta mengevaluasi aspek-aspek kritis yang mungkin mempengaruhi efektivitas dan kesetaraan akses pendidikan.

Dalam tulisan kali ini, kita akan mengeksplorasi secara kritis bagaimana Kurikulum Merdeka telah berkembang, apakah ia siap untuk diterapkan secara nasional, dan bagaimana kita dapat memperkuatnya melalui kritik yang konstruktif.

Pemahaman tentang Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah konsep pendidikan yang menempatkan siswa sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai objek. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diberi kebebasan untuk menentukan jalannya belajar sesuai dengan minat, bakat, dan potensi mereka masing-masing. Ini merupakan langkah progresif dari pendekatan pendidikan konvensional yang cenderung memaksakan pengetahuan kepada siswa tanpa memperhatikan keunikan individu mereka.

Pemahaman tentang Kurikulum Merdeka tidak hanya mencakup konsep dasarnya, tetapi juga melibatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang filosofi dan tujuan di baliknya. Kurikulum Merdeka bukan sekadar sekumpulan aturan dan struktur pembelajaran baru, tetapi sebuah paradigma pendidikan yang menggugah untuk memperkuat kemandirian siswa, menghargai keberagaman, dan memupuk kreativitas. Di bawah konsep ini, pendidikan tidak lagi hanya dilihat sebagai proses akuisisi pengetahuan, tetapi juga sebagai proses transformasi yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk sukses dalam masyarakat yang terus berubah.

Kurikulum Merdeka mendorong adopsi pendekatan berbasis proyek, kolaboratif, dan interdisipliner, yang memungkinkan siswa untuk menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun