Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Pengawasan Pergaulan Anak dengan Teman Sebayanya

6 Februari 2024   08:06 Diperbarui: 6 Februari 2024   08:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari festyle. kompas.com. 


_Setiap rumah adalah universitas dan orang tua adalah gurunya."_ -Mahatma Gandhi-

Orangtua mempunyai peran penting dalam membesarkan anak. Oleh karena itu orangtua terus mendampinginya. Apalagi masih kecil, sang Ibu sebagai madrasah untuk anaknya wajib membersamai dan mengawasi ke anak bersama. Dengan siapa ia bermain. Jangan sampai anak bermain tanpa arah.

Ketika cucu sudah pindah  sekolah dan mendapatkan sekolah baru di TK Islami terdekat, hati saya  lega.

Apalagi cucu sudah mempunyai teman baru di rumah maupun sekolah.  Alhamdulillah ia bisa menyesuaikan diri walaupun ada sedikit drama kalau berangkat sekolah.

Teman baru yang dekat ternyata sebaya, sama-sama bersekolah di TK. Orangtua amat senang karena ada teman bermain. Kadang si Rafa, nama cucu bertandang ke rumah si G yang rumahnya amat dekat. Bundanya memperbolehkan si anak bermain sendiri karena  masih  satu komplek perumahan.

Kadang si G, teman Rafa datang ke rumah untuk bermain. Nah, saat itu saya ada di situ. Bisa melihat sendiri teman bermain yang  sebaya dengan cucu.

"Astaghfirullah," ucap saya ketika melihat ulah si G kala masuk rumah. Ia teriak-teriak dan lonjak- lonjak tanpa arah sambil membawa mainan. Ia pun langsung masuk kamar anak dan terus beraksi tiada henti.
Saya pun mengelus dada melihat ulahnya yang di atas rata-rata anak pada umumnya.
Segera saya dekati. Saya tanya namanya.  Namun, tak ada respon. Ia masih asyik dengan permainannya sambil teriak keras. Si cucu pun jelas ikut-ikutan.

Saya mencoba menasihati lagi dengan baik. Namun, tak dihiraukan. Baru berhenti setelah sedikit dibentak oleh Bundanya Rafa karena sudah kelewat gaduh.

Ternyata anak tersebut suka kalau ada yang mengingatkan seolah ia diperhatikan. Ia butuh perhatian rupanya. Keusilannya di atas rata-rata anak itu membuat kami terheran-heran. Tak peduli itu di rumah orang lain.  Diingatkan orang yang lebih tua pun tak ada takutnya.

Berdasarkan cerita ternyata si anak setiap harinya bersama budhenya. Sedangkan kedua orangtuanya bekerja sampai sore. Jadi hampir seharian bersama budhenya. Konon setiap hari dipegangi hp agar diam di rumah. Mungkin pengaruh tontonan di HP ia seperti itu. Perbuatan seperti itu tidak diketahui budhenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun