Mendung di Ujung Langit
Hitam pekat berarak-arak di ujung langit
Membentuk konfigurasi kehidupan yang terus terakit
Membelai manja pada hati yang menghimpit
Senja yang muram
berharap hujan datang
mengecup petang
Sedangkan aku masih duduk terpaku di bangku panjang
Mata pun tak lepas tuk merenda impian yang kadang terhadang
Sejenak aku meradang
Melihat wajah muram yang duduk di ujung gang
Sesaat  ingin mengetuk pintu
hatinya yang sedang dirundung malang
Mata berlinang mengiringi hujan yang kian menderas
Kugamit  dia menyebrangi berbagai prahara yang mengiris
Lalu kusematkan harapan pada bening hati perempuan berhati  intan
Namun, ia diam membisu menyimpan sejuta kenang
Yang tak bisa diukir dalam lembaran walaupun hati telah tenang
Biarlah langit hitam makin suram
Yakinlah roda berputar bersulih menjadi temaram
Lalu kita bisa merangkai sebuah melodi malam
Tuk jalani titah yang telah tergaris rapi dalam titian yang sudah tersulam
Ambarawa, 16 Oktober 2022