Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak-anak, HP, dan Problematika

16 Oktober 2022   19:51 Diperbarui: 16 Oktober 2022   20:01 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari Republika co.id

Anak-anak, HP dan Problematika

Pada era digital ini sebagian besar anak kecanduan HP. Di mana pun berada seorang anak selalu memegang HP. Hal ini bisa  dilihat saat kita bertamu ke rumah tetangga, saat berjalan di perkampungan dan di mana pun anak memegang HP.

Saat penulis mengikuti PKK di kampung, anak balita sedang asyik bermain game sementara ibunya sedang mengikuti kegiatan PKK. Ini dilakukan seorang ibu agar anaknya tidak rewel. Benarkah cara ini?

Bukan satu dua orang saja hal itu dilakukan oleh orangtuanya agar anak tidak rewel.  Yang lebih parah orang tua bangga ketika anak bisa mengoperasikan HP. Selain untuk menghindari agar anak tidak rewel, cara ini juga dilakukan agar anak mau menuruti perintah orangtua.

Ketika anak menolak disuruh mandi atau makan, orang tua mengimingi HP. Ya tujuannya agar anak menuruti perintah.  Di lain kesempatan, anak akan menurut  perintah ibunya kalau diberi HP.

Mengapa anak-anak suka HP. 

Saat penulis mencoba melihat sang cucu bermain HP, ternyata segala yang dilihat cucu memang menarik. Misalnya game dengan gambar yang apik, jelas, warna -warni. Berbagai aplikasi permainan pun banyak. Tak ada petunjuk yang mengajari si anak pandai sendiri. Yang lebih parah, HP orang tua sudah ada unduhan game yang jumlahnya banyak sekali.

Jadi, tak dipungkiri jika berbagai aplikasi yang diunduh sendiri itu memang menarik.

Inilah kenyataan yang ada. Ketika kami bersama dolan ke Semarang, cucu kami ingin pinjam HP dengan merengek. Oleh Akung diberi agar diam dengan jangka waktu dibatasi sepuluh menit. Namun, kenyataan lebih dari sepuluh menit tak juga berhenti. Kadang sang Kakek atau nenek tidak tega jika cucunya menangis. Akhirnya dibiarkan cucu bermain HP sampai berjam-jam. Duhh payah deh.

Lantas ini salah siapa kok anak senang bermain HP? Tak perlu menyalahkan siapa yang salah. Kalau mencari yang salah dan benar, bisa-bisa orangtua dan kakek nenek jadi berantem sendiri. Yang kita perhatikan bukan akar permasalahannya melainkan solusi terbaik.

Sebelum membahas solusi kita cermati dulu dampak dari anak yang suka bermain HP. Anak cenderung introvet karena ia lebih memilih bermain HP dari pada bergaul dengan orang lain. Hal ini bisa menjadikan anak cuek ketika ada orang lain mengajak bicara. Bahkan tak mau menyapa kala ada tamu di rumah. Ia tetap cuek dan asyik bermain HP.

Selain itu, anak menjadi malas belajar karena otaknya yang dipikirkan hanya HP. Jika malas belajar, prestasi sekolah pasti menurun. Ujung-ujungnya tidak naik kelas. Belum lagi kalau dibiarkan terus, anak bisa kecanduan HP yang mengakibatkan mental bermasalah. Mata pun bisa cepat capek dan bisa kena radiasi. Ini bisa berpengaruh pada penglihatan.

Nah, jika hal ini terjadi siapa yang repot dan rugi? Tentu saja orangtua akan menjadi bingung.

Oleh karena itu, mari kita instrospeksi diri kemudian mendidik anak lebih baik. Yang belum telanjur mari kita didik anak dengan baik. Anak adalah amanah. Kita wajib membesarkan dengan mendidik yang baik agar akhlak dan budi pekerti baik. Bukan materi yang diutamakan tapi akhlak dan budi pekerti.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua agar anak tidak kecanduan HP tapi tidak juga gaptek masalah teknologi. Sebenarnya agak sulit. Namun kita tetap berusaha. Paling tidak mengurangi pemakaian HP.

Pertama, memberi keteladanan. Jika kita ingin anak tidak main HP, orangtua harus memberi contoh. Jangan sampai anak disuruh tidak boleh main HP, orangtua justru asyik memegang HP. Usahakan kita berpuasa tidak berselancar HP dulu.

Kedua, alihkan dengan mengajak bermain. Hal ini kita bisa mengajak bermain bola, bermain peran dengan boneka atau permainan lainnya misalnya ular tangga, halma dll.

Ketiga, dikenalkan untuk gemar membaca. Kita belikan buku bergambar yang menarik. Lalu kita bacakan. Atau belikan buku mewarnai. Anak-anak bisa mewarnai dengan bimbingan kita selaku orangtua.

Keempat, buat jadwal. Kita buat jadwal untuk memberi kesempatan anak tetap boleh bermain HP agar anak tidak gaptek. Kita bisa memberi kesempatan anak bermain HP setiap hari Minggu.  Seminggu hanya sekali saja. Jika anak disibukkan dengan kegiatan yang positif, ia akan tidak menanyakan HP.

Dengan cara itu kita bisa mengajak anak tidak kecanduan HP. Memang bukan hal mudah. Namun, kita sebagai orang tua harus tegas dan agak tega ketika anak merengek terus. Awalnya mungkin anak menangis. Beri pengertian dengan pelan-pelan bahwa bermain HP akan berakibat kurang baik, sekolah terganggu dan mata dakit dan lainnya.

Ambarawa, 16 Oktober 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun