Beragam bahan bacaan bertebaran dapat diakses oleh siswa. Koran menjadi salah satunya.  Sebagai  bahan bacaan yang sekaligus bahan pengetahuan,  koran belum dikenal secara akrab oleh sebagian siswa.
Mengenalkan koran dengan memberikan waktu kepada siswa untuk memegang setiap lembarannya merupakan cara yang dapat dipandang efektif. Para siswa yang tidak mengenal headlines news atau berita utama dapar langsung ditunjukkan dimana dan seperti apa tampilan sebuah berita utama.
Bagian-bagian koran menjadi pengetahuan baru bagi siswa yang tidak pernah membaca koran. Â Siswa yang baru pertama kali memegang koran, menemukan keasyikan sekaligus kekagetan sendiri ketika membaca lembar demi lembar koran.
Istilah iklan baris membuat siswa mengenal bahwa pada koran tulisan dimuat dalam baris dan kolom. Sedangkan untuk gambar disajikan dalam display. Â Siswa asyik menghitung berapa harga iklan jika memesan dalam bentuk baris atau display.
Editorial merupakan bagian koran yang masuk ke dalam kurikulum dan diajarkan. Sebagian besar siswa tidak mengenal editorial. Satu dua siswa bisa saja mengenal editorial lisan yang disajikan salah satu stasiun televisi swasta. Namun, editorial koran, benar-benar merupakan hal baru.
Membaca editorial kemudian dituntut membuat editorial merupakan tuntutan kompetensi menulis yang harus dikuasai siswa SMA. Kompetensi ini tidak mudah untuk dikuasai, apalagi jika mengenal koran hanya di sekolah saja. Kebiasaan membaca koran yang masih dapat dikatakan rendah membuat para siswa perlu perjuangan lebih untuk bisa membuat editorial pada koran.Â
Mengenal koran sebagai pengetahuan membantu siswa mengetahui bagian-bagian koran, bahasa yang digunakan pada koran, dan tujuan berita yang dibuat.
Mengenal koran sebagai pengalaman membaca  memberikan alternatif pada siswa bahwa informasi dapat diperoleh dari mana saja.Â