Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Semangat Ramadan akan Terus Menjadi Inspirasiku

7 Juni 2019   07:42 Diperbarui: 7 Juni 2019   07:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Meninggalkan Ramadhan dan memulai kehidupan fitri di bulan Syawal menyisakan kerinduan. Ramadhan tahun ini telah diisi dengan cara berbeda. Secara aktivitas memang ada beberapa yang harus sama. Mengawali puasa setelah denging imsak dan mengakhiri puasa dengan dengung adzan magrib, itu harus sama sesuai aturan ilahiyah. 

Namun, hal lainnya harus berbeda. Dengan cara ini Ramadhan memberikan makna berbeda pula. Penemuan makna baru itu yang dirindukan agar setiap kali datang Ramadhan  sehingga kelak membuat saya menjadi orang yang lebih baik.

Ramadhan tahun ini diisi dengan membaca buku-buku berbahasa Sunda, sehingga artificial intelligent (AI) yang terpasang pada sistem pencarian buku, otomatis memunculkan buku-buku berbahasa Sunda tanpa harus menuliskan nama penulisnya. 

Di satu sisi, kecerdasan buatan telah membantu menemukan khazanah bacaan berbahasa Sunda yang belum tentu saya temukan jika dicari sendiri. Di sisi lain, saya merasa dikalahkan AI yang lebih cerdas dalam mencarikan apa yang kira-kira saya butuhkan. 

Melihat kondisi ini, perkataan Youval Noah Harari yang mengatakan bahwa manusia pada saat ini adalah we are now hackable animals. Alasan yang Noah ajukan adalah ketika infotech bergabung dengan biotech sehingga mereka bisa menciptakan algoritma yang memahami manusia dengan lebih baik ketimbang dirinya sendiri.  

Contoh sederhananya, seseorang tidak tahu bahwa dalam dirinya telah muncul gejala gangguan jantung, dia menjalani hidup dengan tanpa beban. Tapi ketika dia diperiksa oleh alat kesehatan, dalam waktu kurang dari 30 menit, berdasarkan hasil pemeriksaan alat itu, dia tahu kadar gula darahnya, tekanan darahnya dan hal-hal lainnya. 

Padahal semua itu ada pada dirinya. Bahkan kini, hape yang diberi aplikasi kesehatan, dapat memberitahu bahwa orang yang memegang hape itu kurang olahraga, kurang minum, atau sedang kelelahan. Ini mengisyaratkan bahwa AI lebih tahu diri manusia ketimbang manusia itu sendiri.


Saya bersetuju dengan pernyataan Noah bahwa hal terpenting dalam kehidupan diantaranya adalah mengetahui diri sendiri dengan baik.  Pentingnya mengenal diri sendiri dalam budaya Sunda menjadi tujuan utama, kudu nyungsi ka diri, atau harus mengkaji siapa diri kita sebenarnya. 

Ramadhan yang saya lakukan diantaranya adalah untuk mengenal diri sendiri dengan lebih baik sehingga kelak menjadi orang yang lebih baik. Untuk mewujudkan itu maka dilakukan pengisian Ramadhan yang berbeda. Dengan cara ini diharapkan dalam satu bulan telah terbangun dan terbentuk kebiasaan baru yang positif dan memiliki nilai manfaat.

Kebiasaan baru yang mulai terasa janggal jika tidak dilakukan adalah membaca dan menulis. Selama Ramadhan saya mengikuti kursus membaca cerpen. Setiap hari harus membaca dua cerpen dan harus menyerahkan resensinya. Kini, masa itu telah habis, saya menuai manfaatnya, yakni saya tidak bisa meninggalkan hari tanpa membaca dua buah cerpen dan membuat resensinya. 

Walaupun untuk resensinya, kini, tidak saya setorkan kepada panitia, tapi kepada blog saya sendiri. Kedua, kebiasaan menulis. Kompasiana memberikan ruang untuk menulis setiap hari dengan tema yang disediakan. Setiap hari saya menulis. Setiap bangun tidur atau sebelum tidur saya pasti menulis terlebih dahulu. Kini, saya merasa tidak tenang dan tidak bisa tidur dengan nyenyak jika tidak menulis terlebih dahulu. 

Unggahan tulisannya, setelah tantangan menulis dari Kompasiana khatam, bisa saya unggah ke blog, ke Kompasiana, atau ke koran lokal sesuai dengan kondisi dan konten. 

Yang pasti, saya akan melanjutkan menulis setiap hari. Bahkan memiliki rencana sedikit gila, yakni menghasilkan satu buku dalam satu bulan. Tidak apa-apa untuk sementara saya cetak secara indie, yang penting ketika dipencarian ISBN Perpusnas nama saya dan buku-buku saya muncul. Cara ini dipandang sebagai salah satu upaya saya untuk mengabadikan nama saya sendiri. 

Terdengar konyol, tetapi saya tidak memiliki metode lain untuk memenuhi peribahasa 'Gajah mati meninggalkan tulang, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama'. Saya tidak memiliki gading pun belang, jadi dengan sadar harus meninggalkan nama. Nama yang baik.

Bagi saya, secara pribadi, selama Ramadhan mampu membangun rutin membaca dua cerpen setiap hari dan menulis setiap hari dengan tema berbeda-beda adalah sebuah pencapaian yang besar. 

Kedua hal ini menjadikan diri saya orang baru. Orang yang setiap kali bangun tidur atau sebelum tidur membaca dan menulis terlebih dahulu. Lompatan kecil ini bisa menjadikan nama saya besar, kelak.

Terimakasih Kompasiana karena telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi orang yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun