Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru terbaik adalah yang mampu merubah iblis jadi malaikat, merubah maling jadi ustad

Impian tertinggi, berkumpul bersama orang tercinta di JannahNya nanti

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pedang Jinawi dan Pisau Sirawik

15 Mei 2023   18:26 Diperbarui: 15 Mei 2023   18:45 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Tuan Hadi jangan cemas! Kami akan bekerja sama dengan intelijen tiga negara terdekat. Hanya saja, saya mohon, bisakah saya diberi tahu lokasi misi kali ini? Atau lokasi dimana pusaka itu akan muncul. Setidaknya saya bisa mengevaluasi sebanyak yang bisa saya lakukan? Ini nyawa manusia!" Ucap Pria berpangkat Jenderal itu setengah memelas.

Tuan Hadi menatap pria didepannya dengan tatapan sinis. "Apakah kau berniat atau ingin memberi tahu negeramu atas misi ini? Biar aku beri tahu kau! Bahkan sekiranya seluruh negara di kawasan ini berkolusi, takkan mampu menyentuh kekuatan mereka! Kekuatan sembilan Naga kami, bahkan negara terkuat didunia tak bisa apapun!"

Wajah jenderal berbintang dua itu pucat. Dia bukannya tak pernah mendengar kekuatan bawah Tanah terbesar didunia itu. Hanya saja dia tak menyangka kekuatan itu akan terang-terangan seperti ini.

"Aku hanya bisa katakan! Menjauh lah dari pulau ini dalam beberapa hari ini!" Usai berkata begitu, Tuan Hadi mengeluarkan sebuah benda sebesar telapak tangan. Benda itu seperti kaca rias dengan gagang berbentuk kepala naga. Tangan kanan Tuan Hadi mengusap permukaan benda itu dengan perlahan. Sebuah cahaya terang menyembur keluar menyelimuti tubuh Tuan Hadi. Cahaya itu kemudia terhisap kepermukaan Cermin itu. Dilain saat tubuh Tuan Hadi dan cermin ajaibnya lenyap dari ruangan itu.

"Apakah ini alat teleportasi? Astaga! Dunia benar-benar akan mengalami bencana! Apa yang harus aku lakukan?" 

Telepon selulernya berdering. Jenderal tersebut mengangkat dengan tangan gemetar. "Salam, Komandan!"

"Bagaimana?"

"Kita hanya diberi waktu beberapa hari untuk mengevakuasi warga di pulau Andalas dan pulau terdekat lainnya. Waktunya kurang dari satu Minggu!"

"Keparat! Apa yang akan mereka lakukan? Ini tidak mungkin! Mereka hanya mengancam kita bukan?"ucap suara di seberang telepon. 

"Saya tak berani memastikan, Komandan!"

"Apa pendapat para tetua di Andalas? Apakah mereka bisa mendeteksi senjata itu?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun