Menikahi Kata, Melahirkan Cahaya
Candu itu bernama cinta. Jejak rindu yang selalu memelita. Menggetarkan dinding pembuluh rasa. Menggerakkan daya upaya pada sebenar-benarnya muara. Melukis setiap gerak dengan warna paling pelangi. Mencetak seluruh lelah dengan tulus paling wangi (hal 17).
Makin maraknya dunia literasi belakang ini, menjadikan banyak orang bercita-cita menjadi seorang penulis. Mulai dari ibu rumah tangga, siswa sekolah, mahasiswa, bahkan seorang pengangguran pun bisa menjadi penulis. Salah satunya adalah Taq Shams, mahasiswa yang kuliah di Mekkah.
Dengan bukunya yang bertajuk “Semesta Berpendar” , Taq Shams mencoba menuangkan daya imajinasinya dalam sebuah cerita mini. Kumpulan cerita mini ini lahir sebagai realisasi nyata pengalaman penulis yang mengalami dan merasakan tinggal di luar negeri. Banyak penulis yang kita kenal sempat mengenyam pendidikan di luar negeri dan pada akhirnya menuliskan kisah mereka dalam sebuah buku. Karya-karya mereka ternyata sangat diapresiasi oleh pembaca tanah air. Semisal Habiburrahman El Sirazy dengan novel fenomenalnya yang bersetting Mesir yaitu Ayat-ayat Cinta,A Fuadi dengan debut trilogy Negeri Lima Menara, Andrea Hirata yang sukses dengan serial Laskar Pelangi dan masih banyak lagi penulis yang berlatar belakang orang yang pernah mengalami dan merasakan hidup di negeri orang.
Hal yang menarik untuk dibicarakan dalam cerita mini “Semesta Berpendar” karya Taq Shams adalah bagaimana meramu sebuah cerita yang sangat pendek menjadi sesuatu yang layak dibaca dan dinikmati serta diresapi intisari dalam cerita tersebut. Dalam buku ini hanya memuat 9 cerita mini.
Jauh sebelum cerita mini ini terbit, Ernest Hemingway pada tahun 1920 merilis fiksi yang terdiri dari 6 kata saja yaitu For sale: baby shoes, never worn. Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menulis cerita mini adalah bagaimana meramu cerita yang lengkap mulai dari awal, tengah dan akhir, serta memuat empat elemen wajib yaitu karakter, setting, konflik, & resolusi. Jadi sebuah cerita layak disebut karya fiksi selama dia memenuhi seluruh persyaratan tersebut. Bukan karena panjang atau pendeknya sebuah cerita.
Taq Shams membuka cerita mininya berjudul “Gila Buku”.Cerita ini sangat unik, dimana sang tokoh harus rela menyingkarkan semua buku yang dimilikinya tiap kali Ramadhan datang dengan cara mewakafkan untuk taman bacaan umum. Alasan sang tokoh mewakafkannya adalah semua isi bukunya tersebut sudah dia kuasai. Hal yang luar biasa dan jarang terjadi. Dalam cerita mini “Gila Buku” ini Taq Shams berhasil memasukkan semua unsur yang diperlukan untuk membangun sebuah cerita utuh.
Jangan biarkan huruf-huruf di kepalamu menumpuk (Hal 5), hal ini disadari betul oleh penulis untuk menceritakan pengalaman yang luar biasa untuk bisa mengikat ilmu. Bukankah pernyataan Ali bin Abu Tholib ini benar? Karna manusia mempunyai sifat yang mudah lupa. Maka beliau menyarankan untuk mencatat tiap kali ilmu yang didapat agar sewaktu-waktu kita lupa, kita masih bisa membaca catatan tersebut. Semua anjuran sahabat dengan julukan gerbang ilmu dari Rasul ini, dengan piawai Taq Shams menuliskannya dalam sebuah cerita mini berjudul “Semestar Berpendar”. Pernikahan paling sakral dalam dunia pendidikan menurutku adalah pernikahan yang terjadi antara huruf-huruf yang tersusun menjadi sebuah ilmu dan cahaya kebenaran dari ilmu itu sendiri. Dengan menyatunya ilmu dan cahaya kebenaran maka akan lahir ribuan kebenaran dan setiap dari satu kebenaran itu memiliki ribuan cahaya. Dunia akan lebih hidup dan indah bila diisi oleh orang-orang berilmu dan bercahaya keimanannya. Bahkan Tuhan lebih mencintai orang yang berilmu dengan meninggikan beberapa derajat dari orang yang alim.
Dalam cerita berjudul “Rahasia sunyi” penulis mencoba mengisahkan cerita cinta yang tak biasa. Cerita cinta yang penuh kejutan, penuh romantisme dan malu-malu.Tokohnya bernama Abdullah yang diceritakan dalam “Rahasia Sunyi” adalah seorang pemuda yang mencari cinta sejati. Pada akhirnya Allah SWT menjatuhkan jodoh tak terduga untuknya. Tanpa proses pacaran yang kini banyak dilakoni remaja kita, ternyata Abdullah dinikahkan oleh anak gurunya sendiri.
***
Yang mengecewakan dalam buku ini adalah kesalahan pengetikan banyak ditemukan dan tanpa adanya tanda baca yang menjadikan penghubung dalam pengulangan kata yang sama semisal malam-malam tertulis malammalam, hal ini sangat menggangu sekali untuk pembaca. Mungkin dalam pengerjaan naskah ini tidak ada seorang editor yang bertugas menyunting naskah mentah menjadi naskah jadi dan layak untuk disajikan serta dibaca khalayak ramai. Hal ini bisa kita lihat dari data buku yang tidak mencantumkan siapa nama editor yang menyunting naskah ini.
Satu hal yang menurut saya kurang dalam buku ini adalah data buku yang tidak lengkap ditulis sebagai informasi yang juga diperlukan oleh pembaca. Di buku ini hanya memberikan informasi nama penulis, judul buku, ISBN, UU, Cetakan keberapa dan nama penerbit. Tidak ada nama editor, halaman buku dan ukuran buku. Hal yang paling saya pikirkan adalah kemungkinan buku ini dicetak hanya untuk pribadi atau kelompok tertentu saja.
***
Dengan ukuran buku yang kecil memudahkan orang untuk nyaman membawanya. Buku kecil dengan cerita mini ini layak dibaca menemani saat santai. Sepeminuman teh, cerita mini ini bisa habis kita seruput. Selamat menikmati cerita mini yang mungkin tak semini dari hal yang kita baca didalam kisahnya. Semoga.
Data Buku
Judul: Semesta Berpendar
Penulis: Taq Shams
ISBN: 979 – 26 – 2936 – 4
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI