Mohon tunggu...
Humaniora

Edukasi Anti Hoaks pada Siswa Melalui Literasi Informasi (Anti Hoaks Sang Pendidik)

10 November 2017   23:18 Diperbarui: 11 November 2017   05:19 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Mari membaca dulu, jangan langsung like dan share

Kita lihat sumbernya, jangan terpancing judulnya

Kita cari, hay, mana datanya!

(gubahan dari lagu Jaran Goyang)

 

           Lirik di atas adalah gubahan dari lirik lagu Jaran Goyang yang sedang naik daun belakangan ini. Gubahan lirik lagu tersebut saya sesuaikan dengan materi antihoax dengan tujuan untuk mengedukasi dan menarik antusiasme siswa dalam menelaah berita hoax dengan cara yang tidak membosankan. Karena, edukasi antihoax saat ini mutlak diperlukan mengingat berita hoax telah merajalela dan telan akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.

            Sebagai guru, sasaran utama edukasi antihoax adalah siswa. Mengapa siswa? Karena generasi muda yang dalam hal ini adalah siswa SD, SMP, dan SMA merupakan target empuk bidikan hoax ataupun sebagai sasaran yang akan turut memviralkan berita hoax. Berdasarkan penelitian berjudul "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia" yang dilakukan lembaga PBB untuk anak-anak, UNICEF, bersama para mitra, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Universitas Harvard, AS dan dimuat dalam http://tekno.kompas.com  saat ini pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak dan remaja diprediksi mencapai 30 juta. Penelitian tersebut juga mencatat ada kesenjangan digital yang kuat antara anak dan remaja yang tinggal di perkotaan dengan yang tinggal di pedesaan. Apabila masyarakat Indonesia sampai saat ini memiliki 75 juta pengguna internet, hal tersebut berarti  berarti hampir setengah pengguna internet di Indonesia adalah remaja usia sekolah. Dengan demikian, suburnya pemberitaan hoax saat ini juga disinyalir dikarenakan para siswa masih gagap dalam menelaah berita hoax dan justru turut aktif menyebarluaskan berita tersebut.

            Faktanya, telepon pintar lengkap dengan fasilitas internetnya saat ini tidak lagi sebatas digunakan sebagai sarana pendukung kerja bagi orang dewasa saja, akan tetapi telah dianggap sebagai kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari bagi semua golongan usia. Telepon pintar dan berbagai aplikasi media sosial menjadikan internet hampir sebagai kebutuhan primer para warganet (netizen). Bahkan, sering pula saat ini kita mendengar slogan guyonan yang berkata bahwa kebutuhan utama saat ini adalah "papan, sandang, pangan, dan kuota" atau "kesedihan yang hakiki adalah saat wifi mati". Hal tersebut merepresentasikan bahwa popularitas android dan sosial media, baik Twitter, Facebook, Instagram, serta aplikasi perpesanan seperti BBM, Whatsapp, dan sebagainya secara tidak langsung dapat mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya komunikasi dan gaya hidup masyarakat, terutama generasi muda.

            Fakta tersebut perlu mendapat perhatian khusus, karena pepatah lama mengatakan apa yang kamu baca akan membentuk siapa dan bagaimana kamu. Jadi, seseorang dibentuk dari apa yang ia baca, apa yang ia lihat, dan apa yang ia hadapi setiap hari. Bagaimana jadinya apabila setiap hari generasi muda telah bersentuhan akrab dengan berita hoax dan justru turut serta menjadi penyebar konten hoax? Tentu hal tersebut akan membahayakan dan mengancam persatuan Indonesia.

Bagaimana Mengenali Berita Hoax?

            Kasus Saracen yang merupakan tim pembuat dan penyebar berita bohong yang sarat akan ujaran kebencian membuktikan bahwa saat ini berita hoax memang sengaja dilakukan oleh oknum tertentu dan terorganisasi dengan baik. Saracen menggunakan media sosial facebook sebagai media utama dalam menyebarkan berita hoax. Facebook dipilih karena di Indonesia pengguna akun sosial media tersebut sangat banyak dan tidak terbatas pada usia maupun golongan ekonomi dan sosial tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun