Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Geriatric Millennial

Penulis komunitas. Gig worker. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meniti Asa di Kerlip Senja

19 Juli 2025   01:01 Diperbarui: 18 Juli 2025   08:51 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari Canva

Menara beton berdiri menyelami langit jenuh
Jejak kaki kita berdebu, menoreh kisah di aspal
Harapan terpatri dalam setiap helaan napas
Mengarungi rintik waktu yang belum bernama  

Kita pelaut di lautan harian
Menyalakan pelita kecil di balik tirai resah
Berlayar di arus penantian yang tak pernah usai
Menjaga bara mimpi agar tak padam di malam  

Angin merayu, menggugah rasa ragu
Menyibak tabir masa lalu yang berdebu  
Di tiap langkah menyisakan cerita
Menggurat tegar di dinding kalbu  

Bila senja tiba, langit berlabuh dalam jingga
Kita memungut serpihan harapan yang tertinggal
Menyulamnya jadi sinar yang menuntun pulang
Ke pangkuan asa

Inilah kita, penenun jejak dan doa
Melintasi badai tanpa peta
Memercikkan keberanian di cawan pagi  
Hingga fajar terbuka, menatap takdir yang barsemi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun