"Mau makan?" Doni menawarkan makanan alih-alih menegur untuk mengusir seperti yang awalnya dia niatkan. Wajah perempuan itu agak pucat, membuat Doni makin iba.
Si perempuan menggeleng.
"Atau teh panas? Saya pesankan teh panas atau coklat panas?"
Perempuan itu menggeleng lagi dan mengucapkan terima kasih.
"Silakan teruskan lagi makannya, Mas," sahut si perempuan yang pamit kembali ke gerbongnya.
Doni menghabiskan nasi goreng dan tehnya pelan-pelan. Dalam hatinya dia bertanya apa yang membuat si perempuan sangat percaya diri dan berani duduk di samping orang tidak dikenal dan mengajaknya bicara di kereta.Â
Embusan dingin seketika menerpa tubuh Doni. Kenapa AC kereta bisa sedingin kutub, keterlaluan! gumam Doni geram karena dinginnya sudah tidak bisa ditoleransi tubuhnya yang kini nyaris gemetar menggigil.
"Mas kedinginan?" tanya si perempuan lembut dan ramah. Bibir tipisnya yang pucat menyungging manis.
Doni kaget karena seingatnya si perempuan sudah pamit dari tadi.
"Anda bukannya sudah balik ke gerbong?"
Si perempuan tersenyum tanda tidak ingin menjawab Doni.