Setiap kita marah, seperti ditulis kompascom, bahwa saat kita marah, lobus prefrontal otak yang lebih rasional menutup, dan area belakang refleksif akan mengambil alih.Â
Respons hormonal dan kardiovaskular pun mulai bekerja. Tubuh lalu akan memompa kolesterol dan sekelompok bahan kimia lain yang disebut katekolamin. Mereka akan mendorong timbunan lemak menumpuk di jantung dan arteri karotis.Â
Itulah sebabnya pemarah memiliki risiko menderita serangan jantung daripada mereka yang tidak.
3. Menerima kekalahan bisa menghindarkan kita dari baper (terbawa perasaan). Baper terus-menerus bisa memicu kelebihan hormon kortisol yang menganggu organ-organ penting seperti hati dan ginjal.Â
Terlalu banyak hormon kortisol akan menurunkan kewaspadaan sistem imun dalam membaca adanya infeksi pada tubuh. Lama-lama kelamaan bisa memicu timbulnya penyakit bernama cushing syndrome, yaitu penyakit komplikasi karena tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol.
Suporter yang Mendukung Bukan Membebani
Suporter sering dikatakan sebagai pemain kedua belas karena perannya yang sangat besar dalam menyemangati klub. Maka sebagai bekas pendukung Persija, saya katakan bahwa suporter idealnya mendukung meski klub kalah, terpuruk, bahkan tidak pernah menang. Itu karena suporter adalah pemain kedua belas yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sebelas pemain di lapangan.
Dari namanya pun sudah jelas "suporter"artinya mendukung, seperti yang dikukuhkan dalam KBBI. Idealnya suporter mendampingi dan tidak menuntut klub untuk selalu menang. Tetapi, hidup ini sudah jauh dari kata ideal sejak Qabil membunuh Habil.
***
Kalah adalah suatu keniscayaan. Tidak ada yang selamanya menang terus atau kalah terus. Yang ada hanyalah hidup berjalan terus selama matahari bersinar terus.