Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menerima Kekalahan Itu Berat tapi Baik Bagi Kesehatan Jiwa Raga

3 Oktober 2022   16:31 Diperbarui: 3 Oktober 2022   20:21 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persikama Magelang disaksikan suporter Kamania saat bertanding di Stadion Gemilang dalam Liga 3 Jateng (foto: borobudurnews.com)

Kalah rasanya pedih. Maka hanya sedikit orang yang kuasa menahan kepedihan karena kalah.

Lebih pedih lagi kalau kalah dari rival. Bukan cuma pedih, hati rasanya terbakar, harga diri tidak lagi utuh, dan kepercayaan diri pun runtuh.

Menurut psikolog Lisa M. Stephen, PhD seperti yang dimuat kompascom, kekalahan atlet idola dapat membuat seseorang dibanjiri perasaan sedih dan tidak nyaman, bahkan bisa memicu stres dan depresi.

Seperti itulah yang kami rasakan, Jakmania Generasi X dan Geriatric Millennial, yang menelan pedihnya kalah dari Persib saat tanding di Stadion Lebak Bulus, Jaksel. Kalah di kandang sendiri, dari rival berat pula.

Sesungguhnya pada masa The Jakmania baru beberapa tahun berdiri, kami yang sering nonton laga Persija belum merasakan rivalitas sengit dengan Persib Bandung karena rival berat Persija adalah Persebaya Surabaya, bukan Persib. 

Setelah tahun 2005 rivalitas Persija dan Persib memanas bukan karena persaingan prestasi dua klub elit tersebut, justru karena The Jak dan Viking ribut melulu tiap kali laga Persija kontra Persib digelar.

Rivalitas terjadi karena gengsi kedaerahan dua wilayah bertetangga dikompori terus-terusan oleh pihak-pihak yang mengambil keuntungan tiap kali terjadi gesekan antara The Jak dengan Viking.

Rivalitas Suporter yang Merembet ke Klub

Viking, kelompok suporter Persib yang paling awal berdiri (1993), saat ini dikenal sebagai pendukung Persib terbesar, terluas, dan tergaris keras dibanding kelompok suporter lainnya seperti Bomber dan Balad Persib. Semua kelompok suporter Persib adalah bobotoh, tapi tidak semua bobotoh bergabung dengan kelompok suporter resmi.

Kerabat-kerabat ibu saya di Tasikmalaya dan Cianjur menggemari Persib, tapi tidak bergabung dengan kelompok suporter mana pun. Mereka menyebut diri sebagai bobotoh tanpa embel-embel Viking atau Bomber.

Lima tahun setelah Viking berdiri, menyusullah The Jakmania sebagai satu-satunya organisasi pendukung Persija. The Jakmania cepat menjadi besar karena pada kurun 1997-2005 UKM sepak bola di sejumlah kampus di Jakarta mulai banyak yang mengasosiasikan diri sebagai The Jak dan selalu menonton laga Persija terutama saat tanding di kandang dan di Bandung. 

Bandung adalah kota terdekat karena bisa ditempuh pulang-pergi. Karena itulah banyak anggota UKM sepak bola berseragam oranye yang ramai-ramai menonton Persija di kandang Persib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun