Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Arisan Vs Buku Pelajaran

8 Agustus 2022   14:07 Diperbarui: 9 Agustus 2022   16:40 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelar akademik memang bukan segalanya, tapi dapat menjadi salah satu tolok ukur pola pikir seseorang (Pexels)

Kalaupun anaknya tidak ikut lomba, orangtuanya pasti ketiban bangga juga punya anak yang sekolahnya langganan juara dan dikenal punya prestasi akademik.

Kalau hanya mengandalkan BOS, tidak bakal ada prestasi karena sekolah butuh modal untuk melengkapi sarana dan prasananya sebelum menetaskan peserta didik berprestasi.

Mungkin khawatir uang iuran komite dikorupsi pengurusnya? 

Semua pengurus komite sekolah adalah orangtua atau wali peserta didik. Sesama orangtua mestinya lebih mudah saling mengawasi karena tidak ada birokrasi dan prosedur. Tinggal tanya atau minta. Kalau pengurus satu keberatan, minta laporan ke pengurus yang lain.

Kalau semua pengurus keberatan, lapor ke kepala sekolah. Kepala sekolah akan memfasilitasi pergantian pengurus atau meminta laporan keuangan untuk dibagikan ke orangtua. Kalau terbukti ada korupsi dana komite, pengurus yang bersangkutan bisa dilaporkan ke polisi.

Buku dan Investasi Untuk Anak

Kita bandingkan sedikit. Arisan dibayar Rp50.000 per minggu, sedangkan buku pendamping Tema besarnya Rp112.000. Sekilas, bayar arisan memang murah dan tidak merugikan karena dianggap menabung. Namun, membeli buku untuk dipelajari anak akan jadi bekal dan investasi untuknya di masa depan.

Membaca buku, termasuk buku pelajaran, termasuk jenis stimulasi yang lambat diproses otak. Kelambatan itu tidak bikin otak jadi lemot, malahan merangsang sel-sel saraf jadi lebih aktif. 

Melansir kompascom, saat membaca otak bekerja lebih keras dan lebih baik yang memberi kita jeda unik untuk memahami dan mendapat pengetahuan baru. Sebaliknya, saat kita berbicara, menonton film, datau mendengarkan musik, kita tidak mengalami jeda yang sama.

Itulah mengapa anak yang terbiasa membaca buku punya konsentrasi lebih baik daripada yang tidak. Konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Dengan berkonsentrasi sebuah pekerjaan akan selesai lebih cepat dengan hasil yang optimal.

Penyebab Orangtua Enggan Membelikan Buku tapi Semangat di Urusan Non-akademik

1. Faktor pendidikan

Dari sekitar 60 orang yang saya tanya, hanya 20% dari mereka yang belajar ke perguruan tinggi, dan tidak sampai separuh dari 20% itu punya gelar sarjana. 

Gelar akademik memang bukan segalanya, tapi dapat menjadi salah satu tolok ukur pola pikir seseorang. 

Faktor pendidikan orangtua yang tidak kuliah mungkin menyebabkan mereka kurang menomorsatukan juga pendidikan untuk anak, termasuk pentingnya anak punya buku pendamping pelajaran.

2. Kurang piknik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun