Dari layar ponsel saya yang seukuran 6,5 inci, mereka tampak bugar, termasuk Fariz RM yang telah tiga kali terciduk polisi karena kasus narkoba.
Kekuatan dan range vokal empat penyanyi gaek tersebut masing-masing masih prima.
Di tengah acara juga ada cuplikan tentang aksi tentara penjaga kedaulatan bangsa karena konser ini juga dimaksudkan untuk menghormati mereka.
Bila Rumpies banyak membawakan lagu-lagu bertempo riang, The Gentlemen kebalikannya, selain lebih banyak berterima kasih kepada para pejabat dan sponsor, juga banyak menyanyikan lagu slow nan melow, menyebabkan konser jadi membosankan.
The Gentlemen, alih-alih full membawakan lagu-lagu mereka, malahan menciptakan lagu khusus untuk para sponsor. Lagunya pun melow bertempo lambat. Alhasil menjelang akhir konser saya malah jadi setengah ngantuk, apalagi konser dilangsungkan pada malam hari.
Meski begitu, konser virtual bertajuk The All-Star Legends by Plataran patut dipuji sebagai konser yang mewah, megah, dan berkualitas karena semua musisi dan penyanyi tampak tampil maksimal meski digelar secara virtual.Â
Soal protokol kesehatan, Rumpies dan The Gentlemen memang tidak pakai masker, tapi semua personil band Red Wine yang mengiringi para penyanyi memakai masker, kecuali para pemain alat musik tiup.
Selama satu jam pertama durasi lebih banyak menampilkan tayangan sponsor dan pengenalan hutan kota by Plataran. Wajar karena konser ini tanpa penonton yang berarti tanpa pemasukan dari penjualan tiket.Â
Maka penonton YouTube harus maklum jika kualitas dan suara audio penyanyi dan musisi lebih rendah dan kecil dibanding suara tayangan sponsor yang kencang dan menggelegar. Hadirin juga bukannya tidak ada, ada, tapi hanya tamu VVIP seperti duta besar Jepang untuk Indonesia, pejabat sipil dan militer terkait.
Diluar itu semua, konser virtual ini kece banget!