Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mangga Datang Melon Terlupakan

12 November 2020   15:59 Diperbarui: 12 November 2020   16:10 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan September hingga November biasanya mangga yang manis, yang mungil maupun montok, berjejeran di lapak-lapak pedagang buah, karena memang sedang musimnya. Di bulan Desember kita masih dapat menemui mangga walau tidak sebanyak dan semurah saat puncak musim. 

Tapi manisnya mangga ternyata menghempas segarnya melon. Sebenarnya bukan hanya melon. 

Menurut pengakuan empat pedagang buah yang saya temui di tempat berbeda di sekitaran Muntilan, buah yang harganya relatif mahal seperti semangka, anggur, dan apel juga terdampak, tapi hanya melon yang terhempas.

Saya ketahui sejak enam tahun lalu di sekitar Jateng dan DIY, harga melon di tingkat petani terjun bebas setiap musim mangga datang. 

Biasanya harga melon ada dikisaran Rp7000-Rp7500/kg. Namun jika panen melon berbarengan dengan musim mangga maka melon di sawah petani hanya akan dihargai Rp1500-Rp3000/kg saja.

Menurut perkiraan beberapa petani, orang lebih menyukai mangga karena dalam sekilo bisa dapat 2-3 buah mangga, sementara pada melon, dengan berat dua kilogram hanya dapat satu buah. Jadi pembeli berpikir bahwa membeli mangga lebih ekonomis.

Lagipula melon relatif mudah ditemukan di pasar tradisional dan swalayan tanpa perlu menunggu musimnya. Di minimarket pun kadang ada melon yang dijual dalam bentuk potongan kecil.

Jadi ketika mangga datang, melon sementara terlupakan karena orang memilih membeli mangga yang musiman saja datangnya.

Mangga, kan, musiman, berarti petani bisa memperkirakan waktu menanam melon supaya saat panen tidak berbarengan dengan musim mangga.

Bisa saja. Di daerah sentra budidaya melon seperti di Cisarua, Bogor (Jabar), Madiun dan Lamongan (Jatim), Kalianda, Lampung, dan Banjarbaru, Kalsel, melon ditanam sepanjang waktu. 

Masa tanam melon sekitar 70-75 hari. Apabila dihitung dari menanam bibit, menjemur lahan, membuat bedengan, dan memindahkan bibit ke sawah butuh sekitar 120 hari, bisa saja ada waktu panen melon yang tidak bertepatan dengan musim mangga.  

Sementara di daerah pertanian yang bukan sentra melon, dimana para petaninya mendiversifikasi lahan pertanian, melon ditanam sebagai salah satu cara mencari peruntungan.

"Ahh, siapa tahu pas panen nanti harganya bagus, siapa tahu tidak bertepatan dengan puncak membanjirnya mangga di pasar."

Jadi sifatnya memang untung-untungan. Kalau harga bagus jadi untung, kalau harganya terjun, ya, buntung.

Melon termasuk buah yang membutuhkan modal besar. Untuk menanam melon pada lahan seluas 4000 meter persegi saja perlu modal Rp7jt-Rp10jt, tapi kalau sudah panen si petani bisa mengantongi pendapatan kotor sampai Rp80jt jika harga melon ada di angka Rp7000rb/kg.

Pendapatan itu jelas jauh lebih tinggi dibanding kalau menanam padi yang hanya dapat Rp8jt saja dari modal Rp4jt, dengan luas lahan yang sama.

Soal mangga juga unik, menurut saya, karena petani di Jabar biasanya panen mangga lebih dulu, disusul Jateng lalu Jatim. Mangga panen dari Jatim inilah yang ada di pasaran pada Desember hingga Januari.

Saya cuplik dari kumparan.com, harga mangga di Ponorogo yang dijual ke Sleman, DIY, ternyata juga merosot. 

Harga jual mangga di tingkat pedagang eceran anjlok. Selain karena panen raya, juga karena daya beli masyarakat turun. Apa lagi penyebabnya kalau bukan si virus Corona yang memporak-porandakan perekonomian dunia.

Sejak sebelum pandemi saja tidak semua keluarga memasukkan buah ke dalam anggaran belanjanya, apalagi sekarang. Orang lebih memilih membeli beras yang dapat disimpan lama dan mengenyangkan.

Menurut saya, kalau Anda punya handai taulan yang ekonominya terpuruk tapi tidak mau menerima bantuan uang, belikan saja buah-buahan. Buah itu bermanfaat karena bagian dari kebutuhan gizi empat sehat lima sempurna.

Siapa tahu setelah makan buah-buahan badannya segar lagi dan menemukan ide untuk memajukan lagi kehidupannya yang poranda akibat Corona.

Siapa tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun