Mohon tunggu...
yakub adi krisanto
yakub adi krisanto Mohon Tunggu... -

hanya seorang yang menjelajahi belantara intelektualitas, dan terjebak pada ekstase untuk selalu mendalami pengetahuan dan mencari jawab atas pergumulan kognisi yang menggelegar dalam benak pemikiran.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

(Status) Facebook: Ruang Publik Virtual dalam Perspektif Jurgen Habermas

28 Juni 2010   03:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:14 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Facebook, sebuah situs jejaring sosial yang popularitasnya belum tertandingi. Situs ini menjadi sarana ‘ngumpulke balung pisah’, tempat menemukan teman lama dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi, atau teman-teman baru. Kenangan masa lalu memberi ’roh’ pertemuan virtual mereka, menyambung lagi tali silaturahmi yang sempat terputus atau tersendat komunikasi karena perbedaan jarak atau lokasi tempat tinggal. Melalui Facebook, kedekatan mulai tersimpul meski hanya terjadi di dunia maya (cyberspace). Namun kedekatan virtual ini mengarahkan diri untuk bertemu atau kopi darat (kopdar), melepas kerinduan setelah beberapa waktu tidak bertemu secara fisik.

Setelah beberapa waktu, Facebook mengalami ekonomisasi. Yaitu menjadi sarana jual-beli (e-trading), dengan memanfaatkan fitur yang tersedia untuk mendisplay barang dagangan. Display tersebut menjadi bentuk penawaran, sekaligus ajang penarik perhatian bagi pengguna Facebook lainnya. Facebook menjadi pasar, tempat bertemunya penjual dan pembeli. Kemudian terciptalah e-commerce dengan Facebook menjadi yang menjalankan fungsi ‘intermediasi antara pihak yang berkaitan dengan perdagangan tersebut.

Status Facebook mengalami kontekstualisasi fungsi bagi para penggunanya. Kontekstualisasi fungsi tersebut terbagi menjadi beberapa kualifikasi yaitu pertama, menunjuk pada lokasi keberadaan Fbers ketika sedang menjawab pertanyaan tersebut (update status). Kedua, pertanyaan atau mencari jawab atas pertanyaan yang tidak diketahui oleh pemilik account Fb tersebut. Jawaban berupa pertanyaan menunjuk pada problematika yang ditemui dan meminta bantuan kepada Fbers yang lain. Ketiga, ungkapan perasaan hati (mood). Pertanyaan tersebut menjadi media untuk mengungkapkan perasaan hati yang sedang melanda penggunanya. Keempat, tanggapan atau respon terhadap situasi di sekitar Fbers. Respon dimaksud berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di sekitar Fbers, baik yang lokal, regional, nasional maupun internasional (http://www.facebook.com/profile.php?id=1000732587&v=app_2347471856#!/note.php?note_id=400151597454).
Kelima, sebagai buah pemikiran atau hasil refleksi individu (Pinkan Margaretha, http://www.facebook.com/profile.php?id=1000732587&v=app_2347471856#!/note.php?note_id=400151597454). Penempatan buah pemikiran dalam sebuah status bukannya tanpa maksud, tentunya untuk menjadi bagian dari ‘proklamasi’ ide atau gagasan pemilik account Facebook. Proklamasi buah pemikiran bisa menjadi bentuk dari tanggapan atau respon terhadap situasi atau lingkungan tempat Facebooker berada. Atau buah pemikiran tersebut bukan merupakan tanggapan, tetapi benar-benar murni pemikiran yang menjadi pergumulan personal.

Kontekstualisasi fungsi Facebook menciptakan ruang publik yang memanfaatkan Facebook itu sendiri. Khususnya untuk kualifikasi keempat dan kelima, dimana kedua kualifikasi tersebut membuka wacana (discourse) antar pengguna Facebook yang mempunyai concern yang sama. Namun demikian, bukan berarti kualifiasi yang pertama sampai ketiga tidak mampu membuka wacana sesama pengguna Facebook. Wacana tetap saja terjadi, bahkan juga mempunyai kesempatan menciptakan ruang publik. Salah satu modus pembentukan wacana adalah tersedianya ruang komen (comment) untuk menempatkan tanggapan atau respon dalam bentuk komentar terhadap status yang ditulis.

Diskursus dalam Facebook

Wacana – discourse – (discursus, "running to and from") means either "written or spoken communication or debate" or "a formal discussion of debate." The term is often used in semantics and discourse analysis (http://en.wikipedia.org/wiki/Discourse). Menurut Michael Foucault, discourse mempunyai arti khusus yaitu It is "an entity of sequences of signs in that they are enouncements (enoncés)" (Foucault 1969: 141) – (http://en.wikipedia.org/wiki/Discourse). Selanjutnya dalam wikipedia dinyatakan bahwa an enouncement (often translated as "statement") is not a unity of signs, but an abstract matter that enables signs to assign specific repeatable relations to objects, subjects and other enouncements.

Status Facebook dapat dikualifikasi sebagai enouncement, yaitu sebagai ‘tanda’ yang berulang dan berkaitan denganobyek atau subyek tertentu. Artinya bahwa status Facebook dapat melahirkan wacana (publik), meski status tersebut hanya memaparkan keberadaan Facebookers di lokasi tertentu. Apalagi status tersebut berkaitan dengan pernyataan-pernyataan tertentu yang memungkinkan memicu pewacanaan yang melibatkan pengguna Facebook yang lain. Penempatan pernyataan dalam status Facebook telah mengkonstruksi ruang komunikasi (virtual) diantara penggunanya. Komunikasi virtual ini dapat dinyatakan sama dengan komunikasi konvensional – ‘face to face’ – ataupun melalui media komunikas seperti seluler (mobile phone), televisi, radio atau ruang iklan yang ditempatkan di lokasi tertentu.

Status menampilkan wacana dari Facebookers, dan menjadikan status tersebut ruang publik yang terbuka namun terbatas bagi terbentuknya komunikasi diantara pengguna. Ruang publik yang terbuka dan terbatas artinya setiap teman dari pengguna dapat memberi komentar atas status, tetapi tidak semua pengguna Facebook dapat memberi komentar. Ketika pernyataan ditempatkan di status maka membuka ruang privat menjadi ruang publik, dimana wacana dimulai dengan diiringi tanggapan dari semua teman dari Facebooker yang membuat pernyataan.

Pada situasi demikian, terdapat batas tipis antara yang (ruang) privat dengan ruang publik. Kesadaran perlu dimiliki oleh para pengguna Facebook bahwa ketika pernyataan ditempatkan dalam status maka sesuatu yang semula privat menjadi bersifat publik. Dimana semua pengguna yang menjadi teman dapat memberikan tanggapan dalam fitur komen yang disediakan. Inilah yang menjadi hakekat situs sebagai jejaring sosial mengalami pendalaman dan perluasan arti. Pengertian jejaring sosial tidak sekedar menempatkan individu-individu saling terhubung (interkoneksi), melainkan memunculkan pemahaman arti berkomunikasi di era digital ini.

Saling terkait tidak hanya sekedar bertemu, tetapi juga membuka ruang pewacanaan untuk mengisi komunikasi yang terjadi. Inilah yang mengkonstruksi hubungan interpersonal dalam jejaring sosial ini menjadi ruang publik.

Ruang Publik dalam Status Facebook

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun