Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Menanti Tuah Erick Thohir

11 September 2018   17:33 Diperbarui: 11 September 2018   17:51 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir (Sumber : merdeka.com)

Bos Mahaka Grup, Erick Thohir resmi ditunjuk menjadi Ketua tim Pemenangan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 nanti. Erick yang berlatar belakang bisnis (bukan politik) itu sebelumnya menjabat Ketua Komite Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) yang sangat sukses tersebut.

Orang tua bilang, "tak ada gading yang tak retak." Namun ribuan "kampret" mengaku kecewa karena mereka kesulitan untuk mencari "retak-retak" yang terdapat pada penyelenggaraan Asian Games kemarin itu. Yang ada justru mereka happy dengan prestasi para atlet Indonesia. Akhirnya para kampretos dan cebongers berpelukan dan berpesta bersama untuk merayakan kemenangan atlet-atlet Indonesia...

Asian Games jelas menjadi referensi utama mengapa Timses Jokowi-Ma'ruf sampai memilih Erick. Akan tetapi bukan itu saja keunggulan yang dimiliki Erick. Berikut adalah paparan mengapa Timses Jokowi-Ma'ruf harus memilih Erick Thohir.

Pertama, Momentum Asian Games

Dari segi penyelenggaraan dan hasil, inilah prestasi terbaik yang pernah diperoleh Indonesia! Tentu saja ini bukan hasil kerja satu atau seratus orang saja, melainkan hasil kerja keras dan doa dari seluruh rakyat negeri ini yang bersinegi bahu membahu untuk mensukseskan Asian Games ini.

Sejak Pilpres 2014 lalu, kemudian diikuti Pilgub 2017, rakyat bangsa ini seakan terpecah menjadi dua kelompok pro dan kontra terhadap calon tertentu. Akan tetapi Asian Games 2018 kemudian mampu menyatukan seluruh rakyat ini untuk mendukung para atlet-atlet Indonesia yang berjuang demi Negara.

Rakyat itu bukan hanya bersatu, tetapi juga bangga dengan penyelenggaraan dan prestasi yang kemudian diperoleh Indonesia! Tokoh dibalik kesuksesan itu bernama Erick Thohir. Kini orang menaruh respek kepada Erick. Bahkan hasil dari sebuah survey menunjukkan kalau orang kini lebih menyukai wajah Erick Thohir daripada wajah Fadly Zon, Ahmad Dhani maupun Ratna Sarumpaet...

Momentum itu kemudian menjadi pas diwujudkan dalam bentuk Erick Thohir sebagai Ketua Timses Pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 nanti. Gayung bersambut, Erick Thohir bersedia. Koalisi Parpol pendukung pun siap membantu. Kader, simpatisan dan rakyat kemudian antusias menyambut kehadiran Erick sebagai Ketua Timses Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Kedua, Pemilih Milenial

Ada dua ceruk market yang selama ini belum digarap secara maksimal, yakni market "Emak-emak" dan kaum Milenial (termasuk pemilih untuk pertama kalinya) Timses Anies-Sandi pada Pilgub DKI lalu sudah mulai menyasar ceruk ini dengan berusaha "mengeksploitasi" sosok metroseksual Sandiaga...

Erick ini pun tak kurang pula instagramable-nya bila dibandingkan dengan Sandi. Muda, kece dan tajir pula! Erick bahkan terlihat lebih jantan dari Sandi, dan terkesan "bukan anak mami..." Jadi Erick ini termasuk idola anak muda juga. Sepertinya Sandi hanya unggul di perut doang (itu karena dia suka joging...)

Tapi yang jelas wajah Erick bukanlah wajah yang tidak disukai kaum emak-emak. Wajah Erick pun tidaklah setipis tempe rekaan Sandi. Justru wajah Sandi hanya akrab bagi emak-emak yang pergi ke pasar bermodalkan seratus ribu, tapi dapetnya cuma bawang sama cabai doang...

Nah ternyata wajah Erick ini cukup akrab bagi emak-emak yang pergi ke pasar bermodalkan seratus ribu, tapi bisa dapet ayam, tahu, tempe, bawang merah, bawang putih, cabai, tomat, beras dan pepaya...

Kini Timses Jokowi-Ma'ruf berusaha menyasar ceruk ini lewat sosok Erick. Tapi pagi-pagi orang sebelah sudah nyinyir dengan berkata, "Yang dijual itu produknya bukan Salesnya..." Sepertinya Erick sudah paham betul cara untuk merebut ceruk ini...

Presiden klub sepakbola Inter Milan (2013) Erick Thohir (Sumber : nuga.co)
Presiden klub sepakbola Inter Milan (2013) Erick Thohir (Sumber : nuga.co)
Ketiga, Manajemen Kampanye

Zaman berubah, cara berkampanye juga berubah! Dulu jurkam (juru kampanye) hanyalah politikus kawakan ataupun artis tenar yang "berjualan kecap nomer satu" dengan materi jadul yang sesekali diselingi dengan banyolan berbau porno. Band dangdut dengan biduanita hot kemudian menjadi pelengkap kampanye.

Tapi itu dulu... Kini adalah zaman milenial dimana kampanye wajib hukumnya dikemas seperti showbiz, dan harus terlihat instagramable! Kampanye zaman now butuh tata suara, tata cahaya, make-up artist dan ribuan perintilan lainnya yang tak pernah dibayangkan oleh politisi jadul apalagi mahluk sekelas jurkam!

Agar bisa berhasil, kampanye butuh perencanaan yang matang mulai dari awal hingga akhir dari proyek. Timses kampanye ini terdiri dari unit-unit pendukung dari berbagai disiplin ilmu, latar belakang dan kemampuan yang berbeda pula. Memadukan semua unsur tersebut agar bisa terintegrasi dan efektif bukanlah pekerjaan mudah.

Artinya Timses itu butuh seorang EO (Event Organizer) untuk mengatur segalanya (termasuk konten dan logistik) agar kampanye itu terlihat instagramable! EO yang paling tepat itu adalah Erick Thohir! Penyelenggaraan Asian Games kemarin adalah referensinya.

Keempat, CEO Kampanye

Para politisi parpol pendukung itu tentulah piawai untuk melakukan tugasnya dalam berkampanye. Akan tetapi kepiawaian itu akan menjadi sia-sia kalau tidak didukung oleh logistik, database, strategi dan manajemen pendukung yang mumpuni dan terintegrasi.

"Lain padang lain belalangnya. Lain ranjang lain pula kelambunya!" Parpol pendukung itu terdiri dari beberapa partai yang berbeda mazhab ataupun platform-nya. Mungkin kalau "daleman" itu berbeda-beda bentuk dan warnanya tidak mengapa karena tersembunyi. Tetapi kalau luarnya itu bagaimana?

Golkar warnanya kuning. PPP dan PKB hijau. PDIP merah, dan sebagainya. Setiap warna tentu saja berusaha untuk tampak dominan! Lantas warna apa yang akan dipilih? Ini tentu saja perkara pelik, karena Timses bukanlah hendak membuat pelangi. Jadi supaya enak bagi semua parpol, maka dipililah warna yang lain.

Erick Thohir bukanlah orang parpol, walaupun cukup akrab dengan banyak petinggi parpol. Erick Thohir seorang pebisnis yang tidak berkiblat ke parpol tertentu. Jadi pemilihan Erick Thohir sebagai ketua Timses memang sudah tepat.

Presiden Jokowi tidak dapat menyembunyikan kekagumannya terhadap sosok Erick Thohir ini. Erick bukanlah "jagoan kampung" yang besar berkat katebeletje, maupun KKN dengan pejabat tertentu. Nama Erick justru lebih populer di Milan daripada di Jakarta...

Demikian pula sebaliknya, Erick Thohir sangat mengagumi sosok Jokowi. Erick Thohir yang tidak pernah tertarik akan dunia politik itu, kali ini terpaksa harus merubah prinsipnya demi seorang Jokowi. Mungkinkah mereka berjodoh?

Jawabannya, tunggu tanggal mainnya, 17 April 2019!

Jangan sampai kelewatan...

Salam dua periode...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun