Mohon tunggu...
Yadi Pebri
Yadi Pebri Mohon Tunggu... Wiraswasta - #MerawatSilaturahim

Pemuda Muhammadiyah, Founder Ruang Gagasan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Pancasila

3 Juni 2020   18:53 Diperbarui: 3 Juni 2020   19:13 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.kompasiana.com/yadipebri

Pancasila adalah dasar negara indonesia, dengan lima butir sila yang menggambarkan nilai bangsa Indonesia. Pancasila adalah hasil konsensus bersama para pendiri bangsa, untuk menyatukan keberagaman agama, suku, bahasa & budaya yg ada dinusantara.

Sebagai dasar negara tentu pancasila menjadi suatu yang sakral bagi bangsa ini, namun kian kemari kian multi tafsir akan pancasila. Dewasa ini pancasila menjadi alat politik yang paling epic untuk menciptakan segregasi paradigma anak bangsa. Hal ini tentu tidak menguntungkan bagi bangsa, anak bangsa yg seharusnya bersatu menuju indonesia maju justru terkungkung dengan isu antara siapa pancasila? dan siapa anti pancasila?

Anak bangsa yg terpolarisasi dengan isu remeh temeh ini menjadi tidak produktif, dan  mengarah ke ujaran kebencian & sara atau bahkan merongrong jiwa nasionalismenya. Tentu hal ini sangat tidak kita inginkan, dengan ketuhanan yg maha esa harusnya mampu mendidik karakter bangsa menjadi bangsa yangg penuh cinta dan kasih sayang, menjadikan bangsa yang kaya dan berbudaya, penuh rasa persaudaraan & toleransi, menjadi bangsa teratur, sejatera Gemah Ripah Loh Jinawi.

Era milenial bukan lagi era saling klaim siapa pancasila, tapi saatnya membuktikan nilai-nilai pancasila dalam setiap jiwa anak bangsa. Bangsa yang besar ini harus dibangun dengan gagasan yang besar & kerja keras. Sudahi pertengkaran paradigma ini, pancasila sudah menjadi fundamental dasar negara & menjadi karakter bangsa indonesia. Tak perlu lagi di ungkit-ungkit tentang yg tidak perlu dan menguras tenaga tanpa hasil yang jelas.

Apapun agamamu, apapun sukumu, bahasamu kita satu kesatuan, berbeda-beda tetap satu jua. Mari kita rawat kebersamaan dengan karya nyata, Memberi sebaik-baiknya pemberian,  Berkorban sebesar-besarnya pengorbanan untuk bangsa tercinta.
Ayo kita teruskan perjuangan para pendahulu bangsa.

350 tahun sejarah kelam anak bangsa jangan lagi terulang, jangan adalagi ego sentris antar golongan, jangan ada lagi goresan tinta yg menyebabkan perpecahan, takakan adalagi tetesan darah sanak saudara.

Kita bangsa indonesia, bersatu untuk maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun