"Maaf ya, aku lupa sesuatu!" serunya, "tadi mama nyuruh aku ambil barang di tempatnya tante Wita, sebentar lagi tokonya tutup. Bisa antar aku ke sana kan?" pintaya.
"Ok, satu menit lagi ya!" tawar Ardian.
"Nggak bisa, harus sekarang!" katanya menarik lengan Ardian dan mengajaknya pergi dari sana, "tapi....!" protes Ardian.
Selsa tak mendengarkan ia terus saja menarik pria itu menembus pintu dan menuruni tangga. Tepat saat itu di gedung hotel yang di tunjuk oleh Ardian tadi muncul sesuatu di layar paling atas. Sebuah tulisan Will you Marry me! yang di rancang sedemikian indah dengan guguran bunga warna-warni dan taburan bunga api hasil visual yang sengaja di ranjang untuk gadis pujaannya itu. Ia harap Selsa akan terkesan, gadis itu pernah menyatakan siap menikah meski masih muda. Bahkan di awal hubungan mereka, asal itu dengan dirinya.
Tapi karena terlambat kejutan itu jadi sia-sia. Sebenarnya ada kekecewaan di hati Ardian, tapi ia membiarkan saja hal itu.
*****
Ardian duduk di sebuah meja di taman belakang hotelnya. Sebuah meja dengan beberapa lilin yang tersulut redup dan hidangan makan malam spesial. Di sepanjang jalan sampai ke meja itupun ia taburi dengan bunga warna-warni. Di penuhi dengan lampu-lampu hiasan kecil yang membentuk tulisan yang sama dengan di layar kemarin. Sudah lebih dari satu jam ia duduk di sana, sesekali menilik arlojinya. Ia mencoba menghubungi orang yang di tunggunya puluhan kali tapi tak pernah ada jawaban. Gerimis mulai turun, dari rintik hingga mulai menderas. Membiarkan tubuhnya basah. Ia menggenggam erat kotak merah berbentuk hati.
Beberapa kali ia menyiapkan kejutan pinangannya tapi gadisnya itu selalu menggagalkannya dengan datang terlambat, apa dia sudah pikun? Gerutunya dalam hati.
"Wah, hujan lagi!" kesal Tantri yang mengendarai mobil, mereka baru saja merayakan keberhasilan riset mereka yang di setujui. "eh, ngomong-ngomong udah sejauh mana sih hubungan kamu sama pacar kamu yang super ganteng itu?" tanya Tantri.
"E...., ya Tuhan!" serunya tersentak, "ada apa?" tanya Tantri. "aku lupa lagi.....!" serunya menggigit jarinya dan memandang temannya,
"Lupa apa?"