Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] You Are (Not) My Destiny [36]

9 Mei 2021   12:04 Diperbarui: 9 Mei 2021   12:06 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak Chungdae," ujarku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku, "aku tidak mengatakan ini karena kita bertengkar. Aku sudah memikirkan ini sejak beberapa hari terakhir..."

"Jadi noona sudah merencanakan ini? Untuk berpisah denganku?"

Aku tersenyum pahit, "lihat. Kau berprasangka lagi denganku, benar?"

"Aku tidak bermaksud berkata begitu," ujar Chungdae sambil tergagap, "noona, kupikir kita masih punya jalan keluar."

"Tidak Chungdae. Aku tidak bisa lagi dengan semua ini... tidakkah kau merasa lelah? Kalau kita... mengakhiri ini secepatnya... kita... setidaknya tidak perlu saling menyakiti lagi."

"Choeun noona..."

Hatiku hancur... jika ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkan hatiku sekarang... hatiku sepertinya terbuat dari kaca... dan air mata yang menetes dari mata Chungdae membuat hatiku retak... dan ketika aku menangis lagi, hatiku sudah hancur. Berkeping-keping. Dia tak lagi ada bentuknya. Apakah aku baru saja menghancurkan hatiku sendiri? Apakah benar yang kulakukan sekarang ini?

"Maafkan aku, Chungdae. Aku tidak bisa lagi. Aku sangat Lelah..."

Ya, aku memang kejam. Tapi aku harus terus kejam. Aku harus teruskan ini supaya Chungdae juga bisa membulatkan hatinya untuk melupakan aku. Aku melepaskan tanganku dari genggaman tangannya, yang rupanya sudah tak punya cukup kekuatan lagi. Kupandangi cincin yang melingkar di jari manisku. Cincin bermatakan permata kecil berbentuk hati di tengahnya. Aku melepasnya. Dengan cepat, aku juga meraih ujung pengait kalung yang kupakai. Kalung yang diberikan Chungdae pada hari Natal tahun kemarin. Kalung yang tidak pernah sekalipun kulepas... dan kulepas kalung itu hari ini. Kugenggam kedua benda itu sejenak, dan aku bisa mendengar suara... mungkin itu suara hatiku yang merintih... suara itu berteriak, tapi terdengar lebih seperti rintihan: Baek Choeun, jangan... jangan lakukan itu... Tapi aku melakukannya. Aku meletakkannya di telapak tangan Chungdae. Chungdae, pria yang begitu kucintai, yang pernah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkanku, yang sekarang memohon untuk tetap bersamaku, Chungdae, pria yang selama ini selalu bersemangat, kuat dan ceria... Chungdae, pria yang mengetuk hatiku setelah aku menutupnya erat... yang hadir di mimpi-mimpiku dan selalu kurindukan... dan aku menolaknya. Aku kejam.

"Aku hanya ingin mengingat hari-hari bahagia kita, Heo Chungdae..."

Saying this moment is the last to you

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun