"Tidak ada."
"Jangan begitu, ayolah, aku akan melakukan apapun untukmu."
"Noona terlalu sibuk. Waktu itu noona tidak membalas pesanku selama tiga hari."
"Ah maafkan aku, Chungdae ya. Aku kan sudah minta maaf hmm?"
"Tapi itu terjadi tidak hanya sekali."
"Iya iya maafkan aku yang sudah mulai pikun ini. Maaf ya?"
Dia melirikku sejenak. Oke, ini waktu yang tepat untuk melancarkan jurusku.
"Oppa, maafkan aku yaaa?"
Aku tidak biasa melakukan ini, bukannya tidak bisa. Di saat tertentu untuk memenangkan hati Chungdae, menunjukkan jurus manja pasti akan membuatku menang. Aku mengelus-eluskan kepalaku ke lengannya seperti anak kucing dan memanggilnya "oppa" dengan suara yang sengaja kubuat imut. Dan aku menang. Chungdae tertawa lepas dan mengacak-acak rambutku.
"Noona jangan begitu. Aku tidak bisa menang melawanmu."
Aku ikut tertawa bersamanya.