Tapi pria yang baru saja keluar dari dalam ruangan itu tampak terkejut juga ketika melihatku. Tidak mungkin. Bagaimana mungkin aku bertemu dengannya disini?
"Hwan... Eunyul? Kau Eunyul kan? Kau masih ingat denganku? Aku Park Hyunbin."
Bagaimana mungkin aku melupakannya? Kelebatan ingatan mulai merasuki pikiranku seperti adegan dalam sebuah Korean drama. Memang ceritaku dengannya mirip dengan kisah drama.
Eunyul, kau tidak akan percaya ini
Aku membaca pesan dari Gari, temanku yang berkuliah di London dengan dahi berkerut.
Kalau kau tau aku tidak akan percaya, buat apa menyampaikannya padaku?
Bagaimanapun kau tetap harus melihatnya
Dia mengirimkan sebuah foto setelahnya. Aku men-download foto itu dan memperbesarnya. Aku tidak mengenal siapa wanita berambut pirang yang ada di foto itu, yang tampak duduk di sebuah bangku taman dan menyuapi seorang pria dengan makanan yang kelihatannya es krim dalam cup, tapi aku mengenal si pria.Â
Rambut berponinya yang berwarna kecoklatan tertata rapi dan tampak cukup panjang di sisi kanan kiri kepalanya, menyambut makanan yang disuapi si wanita dengan senyum yang sangat lebar, tampak bahagia. Tampaknya tidak ada di antara mereka yang menyadari kalau ada yang mengambil foto mereka saat mereka sedang berduaan seperti itu.
Ini Park Hyunbin, pacarmu yang mendapat beasiswa untuk berkuliah di universitas yang sama denganku kan?
Aku tidak bisa menyangkalnya. Gari benar, itu Hyunbin-ku. Seorang pria yang menjadi pacarku semenjak dua tahun terakhir dan sudah lima bulan belakangan semenjak dia melanjutkan kuliah S2-nya di London, kami harus menjalani pacaran jarak jauh. Memang sulit menyesuaikan diri dengan selisih waktu, kadang di kala aku sibuk maka dia akan bersantai, dan sebaliknya. Tapi cinta bisa mengalahkan bahkan jarak dan waktu kan? Well, setidaknya itu yang kupercaya.