Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] I'm (Not) Allow to Love You [16]

6 April 2020   12:55 Diperbarui: 6 April 2020   13:18 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

Song list:

  • DGNA -- Lucky Man
  • Yoo Seonho -- Maybe Spring
  • STRAY KIDS -- Neverending Story
  • Eric Nam & CHEEZE -- Perhaps Love
  • Rainbow -- Pretend
  • GB9 -- Propose
  • Wang Leehom -- The First Morning
  • Moon Junyoung & Park Sangjun -- Too Late
  • WANNA ONE -- Wanna
  • ASTRO -- You're My World

Aku meletakkan laptop dan backpack-ku di sofa dan duduk lelah setelahnya. Aku terlalu lelah untuk makan ataupun mandi, aku hanya ingin tidur saja. Aku mengambil ponselku dan memandangi layarnya. Sudah 10 hari lamanya Chungdae melanjutkan sikap anehnya. 

Setiap kali dia online aku benar-benar ingin mengirim pesan padanya. Apa aku melakukan kesalahan? Atau... dia selama ini hanya bercanda denganku? Tapi perasaanku... aku baru saja mulai jatuh cinta lagi. Tapi bukankah begini lebih baik? Karena siapa yang akan mendukung hubungan kami?

Miss Baek

Aku terkesiap dan rupanya Donghyun yang mengirimiku pesan.

Belum tidur?

Aku baru saja pulang, Donghyun

Ah itu pasti melelahkan

Istirahatlah yang cukup

Aku tak apa. Kau sendiri harus tidurjuga

Aku punya PR

Aku tertawa melihatnya menggunakan emoji menangis.

Selesaikan cepat2 dan pergi tidur

PRnya sulit

PR apa itu?

Matematika

In that case, I can't help you

Ask Dongsun to help you

He doesn't want to help me

He told me to try by myself

Aku tertawa lagi. Dongsun memang begitu kalau soal belajar, kurasa dia ingin Donghyun menjadi mandiri. Mendadak ada pesan singkat yang masuk.

Baek Choeun, masih menikmati hidup sendirianmu yang tenang?

Aku terkesiap. Aku tidak mengenal nomor ini.

Siapa ini?

Aku cepat-cepat membalasnya dan menunggu balasan lagi, tapi hingga sisa malam itu, tak ada lagi balasan untukku. Aku masih terus memikirkan kemungkinan pemilik nomor itu yang sepertinya mengenalku.

***

Oke. Semakin lama pikiranku semakin tidak pada tempatnya. Chungdae jelas-jelas menghindariku. Bahkan saat dia online dan akupun online, dia dengan cepat offline. Aku harus tau jawabannya. Apapun itu, meski menyakitkan sekalipun, aku ingin tau. 

Aku tau beberapa hari ini dia datang awal ke sekolah untuk ke gedung olahraga, karena itu aku menungguinya sekarang. Pintu berderit terbuka dan benar saja, dia datang. Kami bertukar pandang sejenak dan dia sudah membalikkan badannya.

"Kau mau menghindariku lagi?"

Dia menghentikan langkahnya. Aku perlahan berjalan mendekatinya.

"Aku tau kau menghindariku. Daripada aku tak tau kenapa, beritahu aku alasannya."

"Tak ada yang perlu kau ketahui miss. Itu hanya prasangkamu saja."

Mendengarnya memanggilku miss di saat kami hanya berdua, anehnya terasa menyakitkan. Seperti ada jarak tak terlihat di antara kami.

"Jangan bohong. Aku bisa merasakannya."

Dia melangkah menjauh sekali lagi dan saat itu aku berlari cepat, menutup pintu dan menahannya dengan tubuhku sambil memandang wajahnya. Ekspresinya datar.

"Katamu kau seorang pria! Katakan yang sejujurnya!"

Dia memejamkan matanya sejenak lalu balas menatapku tajam.

"What do you wanna know?"

"Why did you avoid me lately?"

"Are we close enough before until we should talk everyday? Do we have any special relationship until you feel that way?"

Aku terkesiap. Dia benar. Sedekat apapun kami, itu hanya terjadi selama satu bulan sebelum aku merasa dia menghindariku. Mungkinkah...

"Apa kau memikirkan kenapa aku mengajakmu kencan waktu itu? Jangan berpikir terlalu jauh, itu hanya karena aku ingin bertaruh."

Aku menggigit bagian bawah bibirku. Hanya itukah yang dirasakannya? Padahal aku sangat bahagia hari itu.

"Aku hanya ingin tau, apakah miss gampang luluh, dan ternyata itu terbukti. Mudah sekali mendekatimu."

Dia tertawa, tawa yang tak pernah kudengar sebelumnya.

"Dan ciuman itu? Itu tak ada apa-apanya buatku, jadi jangan berprasangka yang lain."

Aku merasa mataku mulai basah. Kata-katanya menusuk hatiku. Aku harus menahan air mataku. Aku tak boleh menangis di hadapannya.

"Do you think that I have feeling for you?"

Ya. Kukira kau memiliki perasaan padaku. Mungkinkah... aku hanya membayangkan segalanya saja?

"Miss, you're mistaken of my attitude around you. I don't have any feeling towards you."

Dia menggeser tubuhku sedikit dan keluar.

Was it okay if I did well?

A horse I want to hover around in my lips

You have a bright face

It's awkward

It is hard to pretend

I do not know my mind

That word I missed so much

That word I missed

I can not say anything

To smile badly

I still have a hard time understanding me

I do not want to endure it anymore

I do not think I'll ever be able to get through time

Maybe someday you'll find me

I'll wait like this now

Even if you try to forget

Trying to erase it

I can not do anything

(Rainbow -- Pretend )

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Apa yang baru saja terjadi? Apa yang lebih menyakitkan bagiku? Apakah harga diriku yang terluka ataukah hatiku? Aku yang bodoh. 

Aku yang selama ini berpikir Chungdae mencintaiku, tapi rupanya dia tidak mencintaiku seperti aku mencintainya. Kenapa aku begitu bodoh? Sudah kuingatkan diriku, jangan jatuh cinta lagi. Tapi hal ini terjadi lagi. Dan sekarang aku sendirian lagi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun