Aku melapor kepada dewan juri bahwa pemain kami baru saja diganti. Saat itu Eunyul eonni menepuk bahuku.
"Sudah menang berapa?" tanyanya penasaran.
"Kami sudah lewat basket. Pemain bowling kami mendadak sakit jadi Chungdae yang menggantikannya."
Eunyul eonni tersenyum penuh arti ketika aku menyebut nama Chungdae. Aku memandanginya dengan mata yang kusipitkan sedemikian rupa.
"Hentikan itu eonni. Kau tau itu tidak boleh."
"Well, it's never wrong to fall in love."
"Except you fall in love to you-know-who."
Chungdae baru melakukan strike sekali namun lawannya dari kelas 2A tampaknya sama hebatnya dengannya. Dan aku baru sadar di line sebelah, Donghyun sedang melawan perwakilan kelas 3A. Suara tepuk tangan dan sorakan terdengar. Aku melihat ke layar yang menampilkan skor dan terbelalak menyaksikan Donghyun sudah melakukan 7 strike berturut-turut. Aku berjalan mendekati line-nya bermain.
"Wow, Donghyun. Wow."
"Ah miss," hardiknya malu-malu.
"Jadi bakatmu yang sesungguhnya disini?"