"Untuk apa sih kau peduli pada komentar orang lain? Kan yang penting posisimu di hatiku."
        "Memangnya kenapa posisiku di hati oppa?" tanyaku memancing.
        "Kau selalu nomor satu untukku."
        Dia sudah mengatakannya. Aku yakin wajah kami sama merahnya sekarang.
        "Jangan diet lagi, itu semua tak perlu. Untuk apa aku mencintai Manshi yang kurus tapi tak sehat? Lebih baik aku mencintai Manshi apa adanya, karena memang Manshi yang apa adanya itulah yang membuatku jatuh cinta... sejak dulu... hingga sekarang..."
        Aku membatu. Aku berhenti mengunyah nasi yang enak ini. Dia menjulurkan jempolnya dan membersihkan nasi dari sudut bibirku. Jarinya yang menyentuh bibirku sangat lembut dan hangat. Aku tak menyangka dia bisa begitu lembut pada wanita.
        "Manshi... jangan hindari aku lagi... aku tak ingin berpisah darimu lagi..."
Dan dia maju, sedikit demi sedikit, wajahnya... sementara aku tak berani bergerak. Dan aku merasakannya... kehangatan bibirnya di bibirku... meski aku tak berani bergerak, belum berani membalas ciuman yang tiba-tiba itu...
My love, I give it all to you
I am here
My heart, will not give up