"Tapi dia lebih rela kalau kau disini dan memulihkan kondisimu dulu daripada kau pingsan di resto," tukas Manshi, menyodorkan sepiring besar makanan beserta lauk-lauknya, "masakan Ryeowook oppa. Harus makan, penuh dengan gizi."
        Aqian mengambil piring itu dan mulai menyendokkan isinya ke dalam mulutnya. Syukurlah, nafsu makannya membaik.
        "Eits, kalau aku tidak salah, sebentar lagi kita ujian semester ya?"
        "Dua minggu lagi," jawabku, mengingat pengumuman yang aku baca tadi pagi.
        "Rasanya baru kemarin kita masuk ke kampus itu, tau-tau sekarang sudah mau ujian. Bisakah aku keluar rumah sakit sebelum ujian dimulai? Aku masih harus mempelajari dua lagu untuk persiapannya. Benar-benar membuatku panic," keluh Aqian lagi.
        "Kau bisa keluar kalau kondisimu stabil seperti ini. Dan jangan khawatir tentang ujianmu. Kalau sunbae-mu itu Sungminnie, aku yakin kau akan cepat mempelajari lagu-lagu itu," ucap Shindong oppa yakin.
        "Mudah-mudahan begitu, oppa."
        Dan aku jadi terus memikirkan ujian setelah itu. Aku menghabiskan waktuku dengan belajar, tapi tetap tak lupa mengunjungi Pipi di tempat Hangeng oppa dengan regular. Tadi pagi Aqian sudah kembali ke apartemen, dan dia protes begitu tau Yifang jie bekerja di bar. Tapi, seperti biasa, Yifang jie tidak menggubris semua protes kami.
        "Xili, ngomong-ngomong si Suxuan mana ya? Dia sudah tidak masuk selama dua hari."
        Pertanyaan Henry memecah lamunanku. Aku menoleh ke kursi sebelah kiriku yang biasanya diduduki Suxuan, tapi hitungan Henry benar kalau sahabat baruku itu sudah tidak datang ke kampus selama dua hari.
        "Kalau hari ini dia masih tidak datang, berarti ini hari ketiga, kan?" aku balik bertanya.