Mohon tunggu...
Siti Nurrobani
Siti Nurrobani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate sociology student at UGM

Membuat dan menulis di Blog ini sebagai saluran dari aspirasi saya sebagai mahasiswa. Saya tertarik dengan isu politik, budaya, dan perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perspektif Sosiologi: Tren Romantis Taylor Swift di TikTok Menciptakan Standar Ganda

22 Februari 2024   21:10 Diperbarui: 7 Maret 2024   12:08 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taylor Swift sang ikon pop (sonora.id)

(Iqbal, 2023) menunjukkan statistik data pengguna TikTok pada tahun 2022 dengan perolehan sebanyak 55% perempuan, 43% laki-laki, dan 2% netral.

Data ini memperlihatkan bahwa dominasi perempuan di aplikasi tersebut sangat mungkin memengaruhi bagaimana tren-tren dengan memakai lagu Taylor Swift ini diproduksi dan direproduksi melalui sebuah algoritma bernama For You.

Para pengguna laki-laki yang melihat tren ini berlangsung mau tidak mau menginternalisasi cara-cara untuk dipandang sebagai lelaki gentleman sesuai harapan kekasihnya atau kelak nanti ia memiliki pasangan.

Topik ini dipilih untuk mengkaji lebih lanjut bagaimana tren dari pemilik album Lover ini memengaruhi pola perilaku masyarakat dan bagaimana TikTok memiliki kuasa dengan algoritmanya untuk menguasai serta menciptakan standar-standar tak masuk akal dalam hubungan asmara.

Platform ini turut membuat suatu standar dan melanggengkan stigmatisasi dalam suatu hubungan khususnya kepada laki-laki untuk menunjukkan sisi maskulin seutuhnya.

Perspektif Teori Strukturasi Giddens

Pemikiran Giddens cukup membawa pengaruh besar terhadap wacana-wacana teknologi dan ruang lingkup ilmiah (Octavianto, 2014). Hal inilah yang menjadi dasar untuk mengaitkan teori strukturasi Giddens dengan fenomena TikTok yang kehadirannya kini dipandang sebagai sesuatu yang punya kendali (struktur).

Teori strukturasi Anthony Giddens menggabungkan konsep struktur dan agen dalam tindakan sosial. Giddens berpendapat bahwa setiap bentuk tindakan sosial membutuhkan struktur dan sebaliknya. Dalam teori ini struktur tidak hanya memaksa aktor, tetapi juga memberikan kesempatan dan pembatasan secara sinkron.

Agen dalam teori strukturasi ini merupakan komponen penting dalam penciptaan perubahan. Sebagai agen, manusia merupakan elemen paling mungkin untuk membuat struktur masyarakat dengan cara menciptakan nilai dan norma. Hal ini nantinya diperkuat melalui penerimaan sosial. 

Selanjutnya, agen-agen tersebut akan membentuk suatu kesatuan sebagai elemen konektivitas (teman, keluarga, atau kekasih). Cara tiap individu terhubung satu sama lain dipahami oleh Giddens sebagai hal yang terkait erat dengan hubungan jaringan antaragen.

Hal ini sangat menarik karena interaksi dipandang sebagai penentu utama dalam menciptakan ruang. Contohnya, individu yang merupakan agen ini melakukan tindakan sosial seperti mengunggah video di TikTok tentang seberapa bangganya dia mendapat laki-laki yang dapat melindungi dan memberikannya barang-barang mewah.

Agen-agen lain yang merasa tidak mendapat perilaku demikian dari kekasihnya mungkin akan mengirim tautan video tersebut ke dalam ruang obrolan kekasihnya sebagai wujud permintaan nilai tersebut diinternalisasikan dalam hubungannya. Artinya, pada waktu yang berbeda video tersebut dapat mereproduksi nilai-nilai dan kondisi yang natinya mungkin dilakukan dan dilanjutkan oleh orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun