Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bagaimana Penularan PMK dari Hewan ke Hewan yang Lain?

18 Juni 2022   05:30 Diperbarui: 2 Juli 2022   20:00 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan depan akan ada Hari Raya Idhuladha. Hari raya yang dinanti-nanti masyarakat, terutama untuk menerima daging kurban. 

Namun, sebagaimana kita tahu, hari ini wabah penyakit PMK semakin menyebar. Nah, untuk mengurangi penyebaran PMK dan mewasdainya, yuk simak ulasan berikut.

Tingkatkan Kewaspadaan PMK pada Hewan Ternak

Penyakit mulut dan kuku (PMK) saat ini tengah mewabah di Indonesia. Penyakit ini memanglah tidak melanda manusia, namun melanda ribuan hewan ternak di beberapa daerah Indonesia.

Wabah PMK ini sesungguhnya bukan perihal yang baru serta sering timbul di bermacam negeri. Tidak sedikit negeri yang menyangka wabah ini selaku perihal yang biasa. Berikut fakta-fakta wabah PMK yang dikala ini tengah mewabah di Indonesia.

Wabah PMK di Indonesia sudah ada semenjak 2 abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1887 silam. Kala itu wabah PMK diucap timbul lewat sapi yang diimpor dari Belanda. 

Sehabis 1887 masuk, Indonesia sebagian kali mengalami wabah ini. Wabah PMK terakhir yang dialami Indonesia terjalin pada tahun 1983 yang sukses diberantas lewat program vaksinasi.

Pada tahun 1986 Indonesia betul- betul dinyatakan selaku negeri leluasa penyakit mulut serta kuku. Kemudian, status ini diakui oleh ASEAN pada tahun 1987, serta secara internasional oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia( Office International des Epizooties- OIE) pada tahun 1990.

Permasalahan ini kembali timbul sehabis Indonesia dinyatakan bebas PMK lebih dari 3 dekade kemudian. Permasalahan awal kali ditemui di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022, serta sudah hadapi kenaikan permasalahan rata- rata 2 kali lipat tiap harinya.

Bagi laporan terbaru dari Kementan, jumlah permasalahan hewan ternak yang terinfeksi PMK di Jawa Timur sebanyak 3. 205 ekor dengan angka kematian 1, 5%. Sedangkan permasalahan PMK di Aceh sebanyak 2. 226 ekor dengan 1 permasalahan kematian.

Penyakit mulut serta kuku (PMK) ataupun Foot and Mouth Disease (FMD) pada ternak ialah penyakit infeksius yang diakibatkan oleh virus genus Aphtovirus, ialah Aphtaee epizootecae (virus jenis A) keluarga picornaviridae, yang bersifat serius serta sangat meluas pada hewan berkuku genap/ belah. Penyakit ini bisa melanda ternak ruminansia  sapi, kerbau, kambing, domba, rusa), babi, unta, serta sebagian hewan liar.

Indikasi klinis PMK antara lain demam besar dapat menggapai 41C serta menggigil, tidak nafsu makan (anorexia), penyusutan penciptaan susu ekstrem pada sapi, kehabisan bobot tubuh, kehabisan kontrol panas badan, myocarditis serta abortus pada hewan muda.

Kemudian, pembengkakan limfoglandula mandibularis, hipersalivasi (air liur kelewatan), dan terdapatnya lepuh serta erosi di dekat mulut, moncong, hidung, lidah, gusi, kulit dekat kuku, serta puting ambing.

Gimana penularan PMK dari hewan ke hewan yang lain?

Foto: freepik.com
Foto: freepik.com

Negeri Indonesia terdiri dari puluhan ribu pulau serta ratusan pelabuhan besar serta kecil, sehingga rawan penyelundupan ternak serta bahan asal hewan( daging, kulit, dll.) dari negeri Endemis PMK semacam India, Brasil, Malaysia, Thailand, Filipina serta sekitarnya. Penyakit ini bisa menyebar dengan sangat kilat menjajaki arus transportasi daging serta ternak terinfeksi.

Penularan terjalin lewat (1) kontak langsung antara hewan rentan/ peka; (2) kontak tidak langsung antar hewan rentan serta manusia, baju, sepatu, perlengkapan kandang, kendaraan, limbah yang tercemar oleh virus( dari hewan yang terinfeksi).

Serta (3) lewat hawa (paling utama babi yang terinfeksi banyak menyebarkan virus lewat hawa dari kegiatan pernafasannya). Penyebaran lewat angin ini menggapai 60 kilometer di daerah darat serta 300 kilometer di daerah laut.

Penangkalan penyakit PMK bisa dicoba dengan metode biosekuriti berikut: (1) proteksi pada zona leluasa dengan menghalangi gerakan hewan, pengawasan kemudian lintas serta penerapan surveilans; (2) pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, serta hewan- hewan yang mungkin kontak dengan agen PMK.

Kemudian (3) mendesinfeksi asset serta seluruh material yang terinfeksi( peralatan kandang, mobil, pakaian, dll.); (4) pemusnahkan bangkai, sampah, serta seluruh produk hewan pada zona yang terinfeksi; serta (5) Aksi karantina.

Penangkalan dengan metode kedokteran buat wilayah tertular bisa dicoba dengan metode: (1) vaksinasi memakai vaksin virus aktif yang memiliki adjuvant. 

Imunitas 6 bulan sehabis 2 kali pemberian vaksin, sebagian bergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin serta strain yang lagi mewabah; (2) meningkatkan pengawasan kemudian lintas ternak di daerah darat serta laut; serta (3) pelarangan pendapatan ternak dari wilayah tertular.

Penyembuhan serta Pengendalian Penyakit PMK

Foto: Freepik.com
Foto: Freepik.com

Penyembuhan serta pengendalian penyakit PMK bisa dicoba lewat aktivitas: (1) pemotongan serta pembuangan jaringan badan hewan yang terinfeksi, (2) kaki yang terinfeksi diterapi dengan chloramphenicol ataupun dapat pula diberikan larutan cuprisulfat;

Lalu (3) injeksi intravena preparat sulfadimidine pula disinyalir efisien terhadap PMK; (4) sepanjang dicoba penyembuhan, hewan yang terkena penyakit wajib dipisahkan dari hewan yang sehat( dikandang karantina terpisah dari kandang hewan sehat).

Kemudian (5) hewan tidak terinfeksi wajib ditempatkan pada posisi yang kering serta dibiarkan leluasa jalan- jalan dan diberi pakan lumayan buat tingkatkan sistem imunitas badannya; (6) pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5% tiap hari sepanjang satu pekan, setelah itu sehabis itu pengobatan dicoba seminggu sekali selaku metode yang efisien buat penangkalan PMK pada ternak sapi.

Kebijakan universal yang diterapkan dikala terjalin wabah merupakan dengan menghentikan sedangkan kemudian lintas hewan hidup (keluar serta masuk wilayah wabah) serta pengendalian ketat produk hewan (berbasis resiko). Tujuannya merupakan supaya virus tidak menyebar ke wilayah lain lewat kemudian lintas ternak serta produk hewan yang berisiko besar.

Tidak hanya itu, dengan metode mengisolasi hewan yang terinfeksi serta diberikan pengobatan suportif, vaksinasi serta kenaikan biosecurity. Biosekuriti ini mencakup biosekuriti benda, kandang, karyawan peternakan, tamu kunjungan, kendaraan, serta ternak.

Akibat yang ditimbulkan oleh terdapatnya PMK di warga merupakan timbulnya "kepanikan" serta "kekhawatiran" komsumsi hewan. Kekhawatiran warga dalam komsumsi daging serta susu pastinya hendak berefek pada penyusutan kebutuhan (demand) terhadap daging serta susu, yang pastinya hendak merugikan peternak serta usaha peternakan.

Ancaman ke depan dari PMK di dalam negara merupakan keterbatasan apalagi penyusutan ketersediaan pasokan( supply) hewan hidup serta produk hewan( daging serta susu). 

Akibat lebih global merupakan penghentian sedangkan impor komoditas peternakan yang berasal dari negeri wabah, sebab negeri tujuan ekspor yang leluasa PMK hendak menolak pendapatan produk peternakan dari wilayah wabah, apalagi dapat lebih parah lagi merupakan penghentian impor tipe komoditas pertanian yang lain oleh negeri leluasa PMK.

Apakah PMK pada hewan membahayakan Kesehatan manusia?

Sepanjang ini belum terdapat laporan ilmiah yang melaporkan kalau PMK pada hewan bisa meluas ke manusia, sehingga penyakit ini tidak tercantum dalam jenis zoonosis ataupun bisa disimpulkan kalau PMK pada hewan tidak membahayakan kesehatan manusia. Daging serta susu senantiasa nyaman disantap sepanjang dimasak dengan benar.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berkata sebagian daging ternak yang terinfeksi penyakit mulut serta kuku( PMK) masih dapat disantap, kecuali bagian mulut, jeroan serta bibir semacam lidah yang memanglah tidak layak dimakan.

PANDUAN PENINDAKAN PRODUK HEWAN

Foto: Freepik.com
Foto: Freepik.com

Panduan penindakan daging fresh serta jeroan dari pasar tradisional

  • Daging tidak dicuci saat sebelum diolah( rebus dulu sepanjang 30 menit di air mendidih).
  • Dinginkan kemudian bekukan. Bila daging tidak langsung dimasak ataupun hendak ditaruh di freezer, hingga daging Bersama kemasan ditaruh terlebih dulu pada temperatur dingin/ chiller minimun 24 jam.
  • Yakinkan memilah jeroan yang sudah direbus( ataupun bila jeroan masih mentah, rebus dulu di dalam air mendidih sepanjang 30 menit saat sebelum ditaruh di kulkas/ diolah).
  • Sisa kemasan daging tidak langsung dibuang( rendam dulu dengan detergen/ bleaching baju/ cuka dapur buat menghindari cemaran virus ke kawasan).

Panduan menjual daging yang nyaman di pasar tradisional

  • Cuma menjual daging serta jeroan dari rumah potong hewan yang ditunjuk serta diawasi oleh pemerintah.
  • Cuma menjual daging serta jeroan yang diiringi dengan Surat Keterangan Kesehatan Daging ataupun Surat Keterangan Kesehatan Produk Hewan dan stemple pada daging yang dinyatakan" baik".
  • Mencuci perlengkapan penindakan daging serta jeroan dengan detergen.

Panduan penindakan produk hewan buat industri

  • Daging (pengalengan/ dipanaskan sampai temperatur internal min 70C sepanjang 30 menit, pengeringan sehabis penggaraman).
  • Susu (panaskan sampai temperatur 132C miniml 1 detik( UHT), bila pH susu<7. 0 panaskan minimun 72C sepanjang 15 detik (HTST), bila pH susu 7, 0 proses HTST dicoba 2 kali).
  • Kulit (jalani penggaraman yang memiliki natrium karbonat 2% sepanjang 28 hari.
  • Bulu babi (rebus minimun 1 jam ataupun rendam minimun 24 jam dalam larutan formaldehid 1%).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun